Selasa 21 Nov 2023 20:51 WIB

PBNU Ajak Para Pemimpin Agama di Seluruh Dunia Beraksi Nyata Hentikan Agresi Israel

PBNU akan menggelar ISORA yang juga merespons situasi terakhir dunia

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (kedua kiri) bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair S M Al Shun (kedua kanan) dan Director of The Muslim World League Abdurrahman Al Khayyath (kiri) berpegangan tangan saat menghadiri acara Road To R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) di Jakarta, Selasa (21/11/2023). R20 ISORA yang akan dihadiri oleh otorita agama-agama dunia tersebut akan membahas eskalasi konflik Israel dan Palestina serta berupaya untuk mencari penyelesaiannya, yang akan berlangsung pada Senin (27/11/2023).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (kedua kiri) bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair S M Al Shun (kedua kanan) dan Director of The Muslim World League Abdurrahman Al Khayyath (kiri) berpegangan tangan saat menghadiri acara Road To R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) di Jakarta, Selasa (21/11/2023). R20 ISORA yang akan dihadiri oleh otorita agama-agama dunia tersebut akan membahas eskalasi konflik Israel dan Palestina serta berupaya untuk mencari penyelesaiannya, yang akan berlangsung pada Senin (27/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak para pemimpin agama di seluruh dunia untuk bertindak secara nyata dalam menghentikan agresi Israel terhadap masyarakat di Gaza, Palestina.

"Menghentikan segera bencana kemanusiaan berlangsung di Gaza," ujar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Gus Yahya mengatakan ajakan ini akan dirumuskan dalam gelaran R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) pada Senin (27/11) di Jakarta.

Sejumlah tokoh agama dari sejumlah negara yang tergabung dalam R20 akan menghadiri kegiatan tersebut.

Menurutnya, kegiatan ini diharapkan dapat menggerakkan para aktor global dan tokoh-tokoh agama untuk menyuarakan gencatan senjata di Palestina."Otoritas agama akan memobilisasi kekuatan yang mereka punya untuk bergerak dan meletakkan pengaruh pada komunitasnya dan lingkaran pemangku kebijakan untuk bergerak maju," ujarnya.

Ia mengatakan, ISORA juga akan membahas mengenai masalah fundamental konflik yang masih terjadi sampai sekarang bahkan semakin parah di Timur Tengah, yaitu melemahnya tatanan internasional yang seharusnya menjadi aturan internasional dan disepakati negara-negara.

Gus Yahya menegaskan bahwa masalah ini bukan hanya terjadi pada satu kelompok saja, tapi masalah bagi kemanusiaan.

"Jika kemanusiaan tidak bisa menyelesaikan masalah Palestina, maka kemanusiaan itu gagal pada dirinya sendiri," katanya.

Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair al-Shun menyampaikan bahwa masyarakat Palestina butuh perdamaian yang sesungguhnya.

Menurutnya, orang-orang banyak yang tidak percaya apa yang terjadi di Gaza, Palestina, yaitu sebuah genosida, holocaust baru, dan kriminal yang dilakukan Israel. "Orang-orang dibunuh sampai hari demi hari. Kita berharap ini sudah terakhir," ujarnya.

Baca juga: Sungai Eufrat Mengering Tanda Kiamat, Bagaimana dengan Gunung Emasnya?

Maka dari itu, ia meminta dukungan dari semua pihak agar agresi Israel segera dihentikan.

Sementara itu, Ketua PBNU Ulil Abshar Abdaa mengatakan ISORA yang diikuti 150 partisipan dari dalam dan luar negeri ini akan dibuka Presiden Joko Widodo.

Kegiatan tersebut akan mengangkat tema "Peran Agama dalam Mengatasi Kekerasan di Timur Tengah dan Ancaman terhadap Tatanan Internasional Berbasis Aturan". 

Kegiatan ini bakal menghadirkan empat narasumber kunci, yakni Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad al-Thayyeb, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Syekh Mohammed bin Abdul Karim al-Issa, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gueterres. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement