REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK – OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) telah menyelenggarakan pertemuan darurat tingkat tinggi untuk menyikapi genosida yang terjadi di Gaza saat ini.
Pada pertemuan itu juga sekaligus disatukan dengan pertemuan darurat tingkat tinggi Liga Arab (persekutuan negara-negara Arab). Beberapa kepala negara atau pemerintahan Islam dan Arab hadir, antara lain, Pangeran Muhammad bin Salman (tuan rumah), Tayyip Erdogan, Anwar Ibrahim, dan tentunya juga Presiden Jokowi.
Sebelum meninggalkan Indonesia Presiden Jokowi menyampaikan bahwa dia akan mewakili OKI untuk bertemu Joe Biden, Presiden Amerika Serikat, untuk menyampaikan pesan kepada Presiden Amerika agar menekan Israel untuk menghentikan perang kepada penduduk Gaza.
Bahkan diakui bahwa Presiden Jokowi akan menyampaikan hasil KTT OKI dan Liga Arab itu. Walaupun dalam pidatonya Jokowi meminta izin akan menyampaikan ke Biden keputusan KTT namun dalam statemen OKI mandat itu tidak disebutkan secara khusus.
"Sesungguhnya apa yang disampaikan Presiden Jokowi itu bukan sesuatu yang baru, dan tidak juga hal-hal konkret,"ujar dia dalam pesan singkat yang diterima //Republika.co.id//, Senin (14/11/2023).
Seruan genjata senjata itu telah disampaikan oleh semua negara, bahkan hari-hari terakhir ini juga datang dari Amerika sendiri. Demikian juga seruan bantuan kemanusiaan.
Bahkan seruan agar pembantaian kaum sipil Gaza di proses di pengadilan kejahatan perang internasional. Demikian pula seruan duduk di meja perundingan untuk solusi dua negara (two states solution) merupakan lagu lama yang sudah terasa membosankan.
"Saya sebenarnya berharap pemerintah Indonesia bisa memperlihatkan ketegasan yang lebih dengan ide-ide yang lebih tegas dan konkret. Tentu selain untuk menjadi motivasi bagi Palestina juga akan menambah kharisma Indonesia di gelanggang dunia global,"jelas dia.
Bahwa Indonesia sebagai negara besar baik secara geografis dan populasi, negara demokrasi ketiga, dan yang terpenting negara dengan penduduk Muslim terbesar dunia mampu tampil dengan sikap tegas dan konkret.
Menurut Imam Shamsi berikut pernyataan imajinatif (imaginative statement) yang bisa disampaikan Indonesia di forum KTT darurat OKI itu.
Baca juga: Zionis Israel akan Hancur Binasa 3 Tahun Lagi? Prediksi Syekh Ahmad Yasin Kembali Viral
Pertama, mendesak negara-negara OKI dan dunia internasional segera memutuskan segala bentuk hubungan dengan Israel hingga menghentikan serangan ke Gaza. Statement ini memperkuat posisi Indonesia yang menolak hubungan dengan Israel selama Palestina belum merdeka.
Kedua, mendesak negara-negara anggota OKI untuk membentuk “join military operation” yang dipersiapkan untuk melakukan intervensi jika dalam waktu tertentu yang diberikan kepada Israel untuk menghentikan kejahatan itu tidak dihiraukan.
Ketiga, mendesak negara-negara OKI dan dunia internaisonal untuk menetapkan Benjamin Natanyahu dan pemerintahannya sebagai penjahat perang dan mengeluarkan perintah penangkapan di negara masing-masing.
Keempat, mendesak pemerintahan Abbas..