Dalam pernyataan pers, Reuters membantah memiliki jurnalis foto yang terkait dengan Hamas. Mereka menambahkan memperoleh foto dari dua fotografer lepas yang berbasis di Gaza yang berada di perbatasan pada pagi hari tanggal 7 Oktober, namun sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan Hamas.
Mantan duta besar Israel untuk PBB Danny Danon berjanji memburu mereka (para jurnalis) bersama dengan Hamas. Beberapa pengawas kebebasan pers dan organisasi hak asasi manusia mengutuk tindakan pejabat Israel.
Pada Jumat, Reporters Without Borders mengecam seruan politikus Israel untuk menargetkan jurnalis di Gaza. Kelompok tersebut memperingatkan tuduhan terhadap lima reporter tersebut didasarkan pada dugaan yang tidak berdasar.
Pada 10 November, The Independent menggambarkannya sebagai tahun paling mematikan bagi jurnalis dalam tiga dekade. Setidaknya 35 reporter dan pekerja media Palestina terbunuh di Gaza dalam waktu satu bulan.
Di tengah serangan balasan Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung, jurnalis yang meliput perkembangan di Gaza telah terbunuh atau menjadi sasaran serangan siber, penangkapan, dan ancaman kekerasan. Serangan Israel sejauh ini membunuh lebih dari 11 ribu warga Palestina.
Biro media dan blok permukiman di Gaza juga telah dihancurkan oleh serangan udara Israel. Pengawas kebebasan pers telah memperingatkan kampanye disinformasi yang menargetkan jurnalis di Gaza, yang secara langsung membahayakan nyawa, keselamatan, dan kebebasan mereka.