Jumat 03 Nov 2023 13:29 WIB

Puji Ikhwanul Muslimin yang Bela Palestina, Ini Surat Komite Tinggi Arab 90 Tahun Lalu

Ikhwanul Muslimin mempunyai konsistensi terhadap perjuangan Palestina

Seorang aktivis menulis di dinding pesan saat menyalakan lilin untuk mendukung Palestina di Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Indonesia, Kamis, 2 November 2023.
Foto:

Bahkan pada 1970 mereka melakukan pesta sepekan suntuk bagi ultah Lenin yang ke seratus tahun.  

Di samping itu, para aktivis Islam dan sebagian masyarakat semakin sadar atas kemandulan negara-negara Arab dan organisasi-organisasi pergerakan nasionalis Palestina. 

''Maka dapat anda bayangkan betapa sempitnya nafas yang mencekik leher kami, aktivis gerakan Islam, sedangkan kami hidup di tengah kondisi yang gelap gulita itu'' (Abdullah Azzam, Hamas, Al-Juzuruttarikhiyyah wal Mitsaq, hal 80). 

Kemudian beliau melanjutkan: ''Pada 1948, buih itu (gerakan sekular, nasionalis-nasionalis) belum muncul. Karena, gerakan Islam waktu itu masih terhormat, lambang keperkasaan, binatang yang cemerlang di masyarakat Palestina. Hal itu, karena (gerakan Islam) selalu berada di baris depan dalam berjihad, dan tetap tegar sampai bencana menimpanya, yang ditakdirkan Allah melalui tangan para penguasa Arab''. (Ibid hal.80-81). 

photo
Peta Blokade Gaza - (Republika)

''Setelah kehancuran/kegagalan 1967, para pemuda wilayah Palestina yang diduduki, mulai melemparkan berhala-berhala yang selama ini dijadikan harapan kosong. Generasi itu sudah putus asa terhadap para thaghut (para pemimpin negara dan organisasi Arab, DR) yang sudah sejak lama mereka sembah. Mereka mulai mencari jalan keluar, dan merasakan (nikmat) aqidah yang mereka anut, setelah semua semboyan berguguran, dan setelah runtuhnya simbol-simbol. Lalu Allah menunjuki mereka kepada Islam...'' (Ibid, hal.85).

Ikhwan sudah masuk dan diterima kehadirannya oleh sebagian masyarakat dan pemimpin Palestina jauh sebelum perang 1948, yakni sejak 1935, di mana saat Hasan Albanna mengirim dua orang delegasi ke Palestina.

Mereka adalah Abdurrahman Sa'ati, saudara kandung Hasan Albanna, dan Muhammad As ad Al-Hakim, saat itu mereka ditemani pula oleh seorang petinggi Tunisia, Abdul Aziz Tsa Alabi. 

Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini

Delegasi Ikhwan tersebut menjadi tamu Haji Amin Al-Husaini sendiri dan terkagum-kagum atas kedalaman ilmu dan pemikiran mereka, serta komitmen yang tinggi terhadap akhlak Islam.   

Sejak 1936-1939, banyak aktivis Ikhwan masuk ke Palestina dalam upaya membantu revolusi besar yang dicetuskan Izzuddin Al-Qassam sebelumnya. 

Sekitar 1943, Ikhwan telah mendirikan lembaga sosial yang bernama ''Jamiyyatul Makarim di Al-Quds''. Demikian pula di kota Yafa, telah berdiri cabang Ikhwan pada awal tahun 1946. Dalam peresmiannya, diundang delegasi dari Mesir.

 

(Lihat Attayyarul Islami Fi Filisthin, wa Atsaruhu fi Harokatil Jihad 1917-1948, thesis Master Muhsin Muhammad ben Sholeh, Universitas Islam Ummu Dirman, Sudan, jurusan sejarah dan peradaban Islam, hal 438-451).    

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement