Jumat 03 Nov 2023 17:06 WIB

Tiga Relawan MER-C Putuskan Tetap di Gaza untuk Bantu Korban

Relawan MER-C membantu korban Palestina di Rumah Sakit Indonesia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina mencoba menarik seorang gadis keluar dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabaliya, Jalur Gaza utara, Rabu, 1 November 2023.
Foto: AP Photo/Abed Khaled
Warga Palestina mencoba menarik seorang gadis keluar dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabaliya, Jalur Gaza utara, Rabu, 1 November 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tiga relawan dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang ada di Gaza menolak dievakuasi. Mereka memutuskan tetap berada di Gaza demi membantu korban perang yang ada di RS Indonesia.

Salah satu relawan MER-C yang masih di Gaza, Fikri Rofiul Haq mendapatkan informasi bahwa 301 orang sudah bisa keluar Jalur Gaza melalui pintu perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir. Puluhan di antara mereka adalah korban luka dan sisanya adalah warga asing. Kemungkinan hari ini pintu Rafah masih akan terus terbuka untuk warga asing yang ingin mengevakuasi.

Baca Juga

"Kami dan dua relawan Mer-C lainnya memutuskan tidak mengevakuasi (keluar dari Gaza) karena insya Allah kami akan terus membantu menyuplai makanan serta obat-obatan untuk warga Gaza, khususnya di rumah sakit Indonesia," ujat Fikri saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (3/11/2023).

Pada Rabu (1/11/2023) dan Kamis (1/11/2023), menurut dia, militer Israel menargetkan beberapa daerah di jalur Gaza Utara, seperti kamp pengungsian Jabalya dan Falouja, serta beberapa daerah lainnya.

"Kemarin (Kamis) sore saya menyaksikan langsung keluarga korban berdatangan ke rumah sakit Indonesia. Mereka bersedih karena tidak ada yang bisa mengambil keluarga-keluarga mereka yang terluka maupun yang syahid di daerah Gaza utara," ucap Fikri.

Mereka tidak bisa menjemput keluarganya karena memang di daerah sana dekat dengan kamp militer pejuang Palestina, sehingga daerah tersebut sangat rawan. Jika ada mobil yang melintas di sana, kata Fikri, besar kemungkinan akan dibom oleh militer Israel.

"Namun, alhamdulillah pada akhirnya satu ambulans yang bertugas di rumah sakit Indonesia dikerahkan untuk mengangkut korban dan ambulans-ambulans lainnya pun menyusul untuk membantu mengevakuasi," kata Fikri.

Fikri mengatakan ambulans kemudian terus dikerahkan ke daerah itu, bahkan hingga pukul 02.00 dini hari ambulans terus berdatangan ke rumah sakit Indonesia. Mereka tanpa lelah terus mengevakuasi para korban dari puing-puing reruntuhan.

"Namun sampai saat ini kami belum dapat kabar berapa jumlah korban, tapi diperkirakan puluhan korban syahid dan ratusan mereka luka-luka," jelas Fikri.

Situasi terkini di RS Indonesia...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement