Senin 23 Oct 2023 15:14 WIB

Program Masjid Ramah Lingkungan Kemenag Diterapkan untuk Capai SDGs

SDGs bertujuan menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Warga melaksanakan Shalat Istisqo atau shalat meminta hujan dalam rangkaian memperingati Hari Santri Nasional 2023 di serambi Masjid Agung Jawa Tengah, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (20/10/2023). Shalat tersebut untuk meminta kepada Allah SWT agar diturunkan hujan sehingga kemarau panjang dengan suhu udara panas serta kekeringan yang melanda beberapa wilayah di Indonesia segera berakhir.
Foto:

Adib menyebut bagi masyarakat Indonesia yang agamis, jika tokoh agama yang ada sudah menyerukan bebas sampah dengan konsep kebersihan sebagian dari iman atau annadhofatu minal iman, maka gerakan masjid bersih bisa tereskalasi.

Kasubdit Kemasjidan Akmal Salim mengaku banyak belajar dari pengalaman peserta lain terkait rumah ibadat ramah lingkungan ini. Salah satu yang ia soroti adalah konsep Eco-Synagogue di UK, yang mengampanyekan bebas emisi karbon di ekosistem rumah ibadahnya.

Ada juga komunitas di Eropa dan Afrika, yang menekankan penguatan kesadaran perubahan iklim dengan penelitian dan publikasi jurnal. Hal ini searah dengan paparan Kamaruddin bahwa di Indonesia, masjid-masjid tidak hanya menjadi sumber ajaran keagamaan, tetapi juga soal isu kesadaran lingkungan.

Ikhtiar pencapaian sasaran SDGs sejatinya merupakan tugas bersama. SDGs sendiri adalah kebutuhan setiap bangsa. Merujuk pada SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Sasaran), maka kerja sama kemitraan global perlu terus digalang dan dikembangkan. Salah satu diantaranya melalui gerakan bersama dalam PaRD (partner-religion-development.org) ini.

Dalam Annual Forum PaRD (International Partnership on Religion and Sustainable Development) 2023 tersebut, Indonesia seolah-olah menjadi bintang. Selain keynote speech dari Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin yang banyak diapresiasi, Indonesia juga didapuk menjadi co-chair untuk kepengurusan setahun bahkan dua tahun ke depan.

PaRD adalah organisasi kemitraan internasional yang terdiri dari 165 anggota dari 40 negara. PaRD fokus pada penguatan peran agama untuk pencapaian SDGs.

 

Keanggotaannya berasal dari perwakilan pemerintah (umumnya Kemlu), organisasi multilateral, dan LSM serta organisasi berbasis keagamaan. Saat ini telah tergabung delapan wakil pemerintah, yaitu dari Jerman, Inggris, Kanada, Denmark, Finlandia, Norwegia, AS, dan Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement