REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama (Kemenag), Arsad Hidayat menyampaikan bahwa tidak menolak AI, tapi pada posisi menyarankan menggunakan AI sebagai alat bantu untuk menuntut dan mencari ilmu. Hal tersebut disampaikannya saat Diskusi Akademik bertema 'AI dan Masa Depan Ilmu Agama: Membantu, Bukan Mengganti' sekaligus Exclusive Trial Platform Dakwah AI Republika bernama Aiman Aisha di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia UMJ, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (3/7/2025).
Arsad mengatakan bahwa saat ini Kemenag sedang gencar-gencarnya menggunakan perangkat digital termasuk AI berkaitan dengan masalah pendidikan keagamaan dan dakwah keagamaan. Bahkan Direktorat Urusan Agama Islam punya tokoh digital namanya Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (Elipski). Kemudian Kemenag sedang mengembangkan NotiSki.
"Kalau sudah menjadi anggota Elipski, setiap apapun kaitan dengan penerbitan baru, naskah baru, dan lain-lain akan muncul notifikasi pada anggotanya tanpa harus anggotanya meminta," kata Arsad di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir UMJ, Kamis (3/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa NotiSki juga menggunakan teknologi AI. NotiSki mencoba membaca referensi anggota atau costumer, untuk memprediksi keinginan anggota tersebut buku-buku model dan tema apa.
Ia menambahkan, termasuk naskah-naskah baru yang ingin dimunculkan di pekan depan, kira-kira temanya tentang apa dapat diprediksi melalui NotiSki.
"Jadi preferensi itu sudah bisa kami potret dan itu menjadi bahan kami untuk menerbitkan tema judul termasuk buku-buku di dalam Elipski," ujar Arsad.
Arsad menegaskan bahwa penggunaan Elipski dan NotiSki adalah satu bentuk dukungan Kemenag dalam penggunaan AI terkait dakwah keagamaan, pendidikan keagamaan serta keislaman.
"Kita ingin tahu tren yang sedang dibicarakan masyarakat terkait isu keagamaan, sehingga apapun yang kita munculkan termasuk kebijakan, keluar dari apa yang sedang tren yang terjadi di tengah masyarakat," ujarnya.
Arsad menegaskan, penggunaan AI luar biasa sekali, Kemenag tidak menolak AI. Kemenag juga pada posisi menyarankan menggunakan AI sebagai alat bantu untuk menuntut dan mencari ilmu. Namun Arsad mengingatkan agar penggunaan AI dilakukan dengan baik dan benar.
"Ide pembuatan AI Republika (bernama) Aiman Aisha saya pikir nanti perlu kita diskusikan secara matang, jangan sampai punya ekses negatif terhadap pembacanya," ujarnya.