Senin 25 Sep 2023 14:38 WIB

Arab Saudi Kutuk Provokasi Masjid Al Aqsa dan Pengrusakan Alquran di Den Haag

Arab Saudi menyesalkan praktik otoritas pendudukan Israel.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Relawan Palestina membersihkan tanah di luar Masjid Dome of Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa menjelang bulan suci Ramadhan, di Kota Tua Yerusalem, Sabtu (18/3/2023).
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Relawan Palestina membersihkan tanah di luar Masjid Dome of Rock di kompleks Masjid Al-Aqsa menjelang bulan suci Ramadhan, di Kota Tua Yerusalem, Sabtu (18/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk praktik provokatif berulang kali di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Mereka juga mengecam keras upaya kelompok ekstremis merobek salinan Alquran di depan sejumlah kedutaan besar di Den Haag, Belanda.

Kementerian menyatakan kecaman Arab Saudi, atas praktik provokatif yang dilakukan oleh sekelompok ekstremis di Masjid Al Aqsa. Hal ini berlangsung di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel.

Baca Juga

Pernyataan tersebut sekaligus menyuarakan penyesalan Kerajaan Arab Saudi atas praktik otoritas pendudukan Israel. Israel berupaya melemahkan upaya perdamaian internasional. Hak ini bertentangan dengan prinsip dan norma internasional dalam menghormati kesucian agama.

Tidak hanya itu, Kerajaan juga menegaskan kembali posisinya dalam membela rakyat Palestina, serta mendukung semua upaya yang bertujuan mengakhiri pendudukan Israel, serta mencapai solusi yang adil dan komprehensif terhadap masalah Palestina.

Dengan demikian, memungkinkan rakyat Palestina untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka di perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Di sisi lain, Kerajaan Saudi juga mengecam pengrusakan Alquran yang kembali terjadi di negara Eropa. Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali penolakan terhadap tindakan kebencian dan tindakan berulang tersebut dengan mengatakan tindakan itu tidak dapat diterima dengan alasan apa pun.

"Tindakan seperti itu jelas-jelas memicu kebencian dan rasisme, serta secara langsung bertentangan dengan upaya internasional yang berupaya menyebarkan nilai-nilai toleransi, moderasi, selain menolak ekstremisme dan merusak rasa saling menghormati yang diperlukan dalam hubungan antara masyarakat dan negara,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan dikutip di Saudi Gazette, Senin (25/9/2023).

Bukan hanya Saudi, para pejabat Turki juga mengutuk keras serangan lain terhadap kitab suci Islam Alquran. Aksi ini dilakukan oleh kelompok anti-Muslim PEGIDA, di depan Kedutaan Besar Turki di Belanda.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan Ankara mengutuk penyebaran serangan provokatif ini. Aksi tersebut diperbolehkan dilakukan di negara-negara Eropa, dengan kedok kebebasan berekspresi.

"Sekarang, negara-negara di mana serangan tersebut terjadi harus mengambil tindakan efektif terhadap provokasi ini, yang diakui oleh PBB sebagai tindakan kebencian agama dan pelanggaran hukum internasional,” lanjut pernyataan tersebut.

Turki lantas meminta pihak berwenang Belanda mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku, serta mengambil tindakan untuk mencegah terulangnya serangan serupa. Kepala penasihat Erdogan juga mengecam tindakan baru-baru ini yang melanggar kesucian dan penghormatan terhadap Alquran di X.

"Lawan tindakan provokatif yang menjijikkan ini, negara-negara ini dan para penguasanya sekarang harus mengambil tindakan yang diperlukan!” kata Akif Cagatay Kilic.

Selain itu, ketua parlemen Turki juga mengecam tindakan tercela yang dilakukan oleh seorang fasis Islamofobia itu. Ia menyebut prinsip-prinsip yang dikatakan dapat menyatukan Eropa, seperti demokrasi, kesetaraan, supremasi hukum, penghormatan terhadap keyakinan dan budaya, sebenarnya diabaikan ketika menyangkut Islam dan Muslim.

"Kami memahami negara-negara Barat tetap diam seperti biasanya, dalam menghadapi tindakan provokatif seperti itu. Situasi ini memalukan dan mengkhawatirkan masa depan Eropa,” kata Numan Kurtulmus pada X.

Pemimpin PEGIDA atau kelompok Islamofobia Edwin Wagensveld dilaporkan merobek salinan kitab suci umat Islam, Alquran. Hal ini ia lakukan di depan kedutaan beberapa negara Muslim, termasuk Kedutaan Besar Turki.

Tokoh dan kelompok Islamofobia di Eropa Utara dalam beberapa bulan terakhir telah berulang kali melakukan pembakaran Alquran dan upaya serupa, untuk menodai kitab suci Islam, yang memicu kemarahan negara-negara Muslim dan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement