Jumat 22 Sep 2023 18:14 WIB

Pakar Tafsir Khawatirkan Rencana Cina Bikin Alquran Versi Baru Gabungkan Konfusianisme

Menafsirkan Alquran tidak bisa dengan sembarangan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Muslim China sholat di Masjid Niujie di Beijing, China, 29 Juni 2023.
Foto:

Pengertian dan tafsir Alquran tidak boleh bertentangan dengan hadits-hadits nabi Muhammad SAW. Selain itu, harus melihat asbabun Nuzul ayat dan beberapa perangkat lainnya seperti naskah wal mansukh, Makkiyah wal Madaniyah, dan lainnya. Oleh karena itu yang menafsirkan Alquran harus betul-betul orang yang mumpuni dalam bidang tersebut.

"Saya tak tahu siapa yang melakukan penafsiran Alquran di Cina itu, apakah orang Islam? Dan apakah mereka sudah memenuhi persyaratan sebagai seorang mufasir? Kecuali kalau disanaanya apakah ada lembaga seperti Kemenagnya. Atau lembaga keislaman yang diakui oleh ulama di dunia. Kemudian mana tafsir-tafsir Alquran yang berbahasa Cina yang sudah disetujui penerbitannya oleh para ulama-ulama Sunni dunia," kata Kiai Ahsin.

Cina berencana merilis Alquran versi baru dengan terjemahan bahasa Mandarin melalui penerjemahan dan penafsiran yang dipadukan dengan konfusianisme. Ini merupakan upaya Cina melakukan sinisasi Islam.

Pada akhir Juli, sekelompok pejabat pemerintah dan akademisi Cina bertemu di Urumqi membahas rencana nasional untuk “mensinisasi” Islam. Dalam pertemuan itu disampaikan bahwa secara khusus, Cina perlu berbuat lebih banyak untuk menyatukan Islam dengan Konfusianisme.

Untuk mencapai hal tersebut, mereka perlu merilis Alquran baru berbahasa Mandarin yang diterjemahkan dan diberi anotasi yang selaras dengan semangat zaman. Pembahasan rencana mensinisasi Islam salah satunya disponsori oleh Institut Sosialisme Pusat Cina.

Sinisasi agama...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement