Kamis 21 Sep 2023 20:36 WIB

Survei Lakpesdam NU: Layanan Paling Banyak Dibutuhkan Nahdliyin adalah Kesehatan

Lakpesdam NU rilis survei terkait dengan minat Nahdliyin

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Lakpesdam Research Forum yang bertajuk
Foto: Dok Istimewa
Lakpesdam Research Forum yang bertajuk "Mendampingi Umat dengan Data." merilis survei terkait dengan minat Nahdliyin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU telah menggelar acara istimewa dalam rangkaian Munas dan Konbes NU. Acara tersebut adalah Lakpesdam Research Forum yang bertajuk "Mendampingi Umat dengan Data."

Forum ini dihadiri sejumlah narasumber yang berkompeten dalam berbagai bidang, antara lain, Katib Syuriah PBNU KH Aunullah A'la Habib, Ketua PBNU Savic Ali, Sekretaris Lakpesdam PBNU Hasanuddin Ali,  Dekan FEB UI Teguh Daryanto dan dipandu oleh moderator berpengalaman yang juga Pengurus Lakpesdam PBNU, Ufi Ulfiah. 

Baca Juga

Pada kegiatan yang digelar di Gedung Serbaguna 2, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta ini, Sekretaris Lakpesdam PBNU, Hasanuddin Ali memaparkan  berbagai temuan penting yang disampaikan berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh Lakpesdam PBNU terkait potret dan harapan warga Nahdhatul Ulama (NU).

Dia menjelaskan, tidak hanya mengungkap popularitas NU di  mata masyarakat, riset ini juga mengukur tingkat ke-NUan warga NU berdasarkan empat indikator yaitu fikroh, amaliyah, harakah, komitment kebangsaan, dan ikatan organisasi. 

Temuan riset ini, kata Hasanuddin, menunjukkan bahwa tingkat ke-NU-an warga NU masuk dalam kategori baik dengan nilai indeks sebesar 67.95. Dimensi dengan nilai tertinggi adalah fikrah (71.31) dan komitmen kebangsaan (69.00).

Hasanuddin  mengatakan riset ini juga mengidenfikasi kebutuhan dan harapan warga NU terhadap layanan PBNU dan jajarannya. Layanan yang paling dibutuhkan dan diharapkan oleh warga NU adalah layanan kesehatan (29.8 persen), ekonomi (29.6 persen), dan pendidikan (22.7 persen). 

Terkait layanan kesehatan, kata Hasanuddin, temuan riset ini menunjukkan bahwa 11.7 persen warga NU menyatakan pernah berobat di Rumah Sakit NU. 

Dia mengungkapkan, ada beberapa kendala mengapa warga NU masih belum banyak yang berobat di RSNU di antaranya karena terkendala oleh faktor seperti lokasi yang tidak strategis, biaya mahal, dan kualitas layanan yang masih perlu ditingkatkan .

Sementara itu, terkait dengan layanan ekonomi terdapat sebuah temuan menarik yakni satu dari tiga warga NU yang memiliki usaha mikro, mayoritas memulai usaha dengan modal sendiri. 

”Warga NU yang memiliki usaha menginginkan adanya pelatihan manajemen usaha dan pemasaran untuk meningkatkan usaha mereka,” ujar dia.

Terkait layanan pendidikan, warga NU berharap ada peningkatan kualitas pendidikan yang dimiliki/terafiliasi NU disemua tingkatan karena minat mereka untuk mensekolahkan anaknya di sekolah NU cukup tinggi. Temuan lain dari riset ini adalah popularitas PTNU perlu ditingkatkan.

Hasanuddin menambahkan, selain harapan perbaikan layanan di bidang kesehatan, ekonomi dan kesehatan, warga NU juga menginginkan layanan keagamaan terutama ceramah rutin dan konseling keagamaan. 

”Dua hal ini menjadi kebutuhan utama bagi warga NU, terutama generasi baby boomer dan di wilayah Pulau Sumatra, Bali Nusra, dan Sulawesi.

Baca juga: 5 Dalil yang Menjadi Landasan Pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Lakpesdam PBNU berharap temuan-temuan ini dapat menjadi panduan dalam meningkatkan pelayanan dan mendampingi umat NU lebih baik lagi di masa depan ssehingga, segala keputusan dan kebijakan terlebih yang dilakukan PBNU berbasis data. 

Survei ini melibatkan 3.275 responden muslim yang tersebar di 34 Provinsi dengan margin of error pada penelitian ini mencapai 1.71 persen.

Dari survei yang dilakukan, diketahui bahwa mayoritas umat Islam Indonesia mengaku berafiliasi dengan NU masih menjadi organisasi yang paling dikenal oleh umat Islam di Indonesia, dengan jumlah sebesar 47.3 persen, atau 1 dari 2 umat Islam Indonesia mengakui berafiliasi dengan di NU. Kekuatan NU terutama berada di kalangan Gen X dan Baby Boomers, di daerah rural, dan di Pulau Jawa.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement