Selasa 19 Sep 2023 11:34 WIB

Sikap Terbaru Arab Saudi dan Mesir Soal Penyerbuan Israel ke Masjid Al Aqsa

Mesir dan Arab Saudi bereaksi atas serangan Israel ke Masjid Al Aqsa.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Aktor berpakaian seperti militan Hamas menangkap seorang tentara Israel setelah serangan terhadap replika tank saat kru dari saluran satelit al-Aqsa yang dikelola Hamas melakukan syuting untuk serial 30 episode, berjudul Fist of the Free, di Beit Lahiya, utara Jalur Gaza, Kamis, 3 Februari 2022.
Foto: AP/Adel Hana
Aktor berpakaian seperti militan Hamas menangkap seorang tentara Israel setelah serangan terhadap replika tank saat kru dari saluran satelit al-Aqsa yang dikelola Hamas melakukan syuting untuk serial 30 episode, berjudul Fist of the Free, di Beit Lahiya, utara Jalur Gaza, Kamis, 3 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk serangan penyusupan yang dilakukan pemukim ke Masjid Al-Aqsa. Aksi ini terjadi di bawah perlindungan pasukan pendudukan Israel, Ahad (17/9/2023) kemarin.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut menekankan bahwa tindakan-tindakan tersebut merupakan tantangan terang-terangan terhadap norma-norma dan konvensi internasional. Hal ini sekaligus mengklarifikasi bahwa tindakan-tindakan tersebut memprovokasi sentimen umat Islam.

Baca Juga

"Otoritas pendudukan Israel memikul tanggung jawab penuh atas dampak dari pelanggaran ini,” kata Kementerian tersebut. Saudi lantas menyerukan komunitas internasional untuk memberikan perlindungan bagi warga sipil, serta mengerahkan segala upaya untuk mengakhiri konflik.

Tidak hanya Saudi, Mesir juga mengutuk keras penyerbuan Masjid Al Aqsa yang dilakukan oleh kelompok pemukim Israel itu. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri, Mesir meminta pihak berwenang Israel segera menghentikan tindakan eskalasi, yang memprovokasi perasaan jutaan Muslim di seluruh dunia dan semakin memicu kekerasan di wilayah pendudukan Palestina.

Mesir menegaskan kembali bahwa penyerbuan Masjid Al Aqsa yang berulang kali dan upaya untuk “membagi” waktu dan ruang di kompleks Masjid Al-Aqsa melanggar hukum internasional. Hal ini juga tidak sesuai dengan kerangka acuan internasional, yang mana tidak akan pernah mengubah status sejarah dan hukum situs suci tersebut adalah wakaf Islam.

Pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa tindakan provokatif tersebut akan melemahkan faktor-faktor penyelesaian, yang menjadi dasar upaya regional dan internasional menghidupkan kembali proses perdamaian Timur Tengah berdasarkan solusi dua negara.

Mesir lantas memperbarui seruannya kepada pihak-pihak internasional yang berpengaruh, seperti PBB dan badan-badan terkait. Mereka diminta untuk memikul tanggung jawab mereka dalam memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat Palestina.

Kairo juga menegaskan kembali komitmennya mendukung hak-hak asasi rakyat Palestina, serta segala upaya yang bertujuan mencapai solusi yang adil dan komprehensif terhadap masalah Palestina, menuju pembentukan negara merdeka di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Dilansir di Days of Palestine, Selasa (19/9/2023), ratusan pemukim dilaporkan menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa secara berturut-turut pada Ahad lalu. Mereka melakukan ritual Talmud sambil berpakaian seperti pendeta Taurat dan melakukan “sujud", bersamaan dengan peniupan terompet.

Pasukan Israel juga secara brutal menyerang jamaah Palestina yang ditempatkan di gerbang Masjid Al-Aqsa. Aksi ini berlangsung bersamaan dengan serbuan besar-besaran pemukim ke dalam masjid pada awal hari raya Yahudi.

Melalui media sosial, “Organisasi Kuil” menyerukan pengikutnya untuk melakukan serangan kolektif, serta melakukan ritual Talmud dan ritual Taurat, di dalam Al-Aqsa selama periode liburan yang sedang berlangsung.  

Sumber:

https://daysofpalestine.ps/saudi-arabia-egypt-condemn-israeli-incursions-into-al-aqsa-mosque/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement