REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lainnya. Hidupnya senantiasa membawa kemaslahatan bagi orang lain. Kehadirannya memberikan kegembiraan. Serta kerap menghadirkan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi orang lain.
Imam al-Ghazali dalam kitab Bidayat al-Hidayah menjelaskan derajat manusia dalam hubungannya dengan memenuhi hak orang lain itu ada tiga derajat.
Pertama adalah derajatnya orang-orang yang seperti para malaikat. Yaitu adalah orang-orang yang senantiasa dalam hidupnya berupaya untuk memenuhi tujuan baik orang-orang lain karena belas kasihnya. Ia juga senang menghadirkan kegembiraan di tengah orang lain.
Contohnya orang yang berupaya mendirikan masjid, madrasah, fasilitas kesehatan yang sangat dibutuhkan orang lain. Atau seorang dermawan yang dengan ikhlas membantu meningkatkan ekonomi fakir miskin. Maka mereka-mereka adalah orang yang derajatnya seperti malaikat karena selalu mengutamakan kepentingan bagi orang banyak dibanding dengan memenuhi hasrat dirinya sendiri.
Kedua, adalah orang yang derajatnya seperti hewan ternak atau benda mati. Yaitu adalah orang-orang yang dalam hidupnya tidak mampu untuk membantu orang lainnya, dan dirinya hanya disibukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, meski begitu ia tak menyakiti orang lain.
Ketiga, adalah orang yang derajatnya seperti kalajengking, ular, dan hewan berbahaya lainnya. Yaitu adalah orang-orang yang dalam hidupnya tidak pernah memberi kemaslahatan bagi orang lain, tetapi justru kehadirannya menjadi bencana dan kesengsaraan bagi orang lain. Inilah seburuk-buruknya derajat.
والعبد في حق سائر العباد له ثلاث درجات: الأولى ،: أن ينزل في حقهم منزلة الكرام البررة من الملائكة ، وهو أن يسعى في أغراضهم رفقا بهم ، وإدخالا للسرور على قلوبهم. الثانية: أن ينزل منزلة البهائم والجمادات في حقهم ، فلا ينالهم خيره ، ولكن يكف عنهم شره. الثالثة: أن ينزل في حقهم منزلة العقارب والحيات والسباع الضاريات ، لا يرجى خيره ، و يتقى شره.
Artinya: “Dan hamba dalam haknya terhadap sesama hamba lainnya itu ada tiga derajat. Pertama, hamba tersebut menempati kedudukan dalam haknya terhadap hamba lainnya, seperti kedudukannya dari para malaikat yang mulia dan baik, yaitu orang yang terus berusaha di dalam memenuhi maksud-maksud orang lain karena belas kasihnya terhadap hamba lainnya, dan memberikan rasa sukacita atas hatinya hamba-hamba yang lain. Kedua, hamba tersebut menempati seperti kedudukannya hewan-hewan dan benda-benda mati, tidak pernah sampai pada orang lain kebaikannya, akan tetapi mencegah terhadap orang lain dari kejahatannya. Ketiga, hamba menempati kedudukan dalam haknya terhadap hamba lainnya, seperti kedudukannya kalajengking dan ular dan binatang-binatang buas yang menyerang, tidak bisa diharapkan kebaikannya dan tak bisa dihindari kejahatannya.” (Lihat kitab Bidayat al-Hidayah halaman 114-115 cetakan Darul Minhaj Lebanon Beirut).
Baca juga: Cerita Mantan Menkes Lolos dari Maut, Kamar yang Disiapkan untuknya Ditembaki Israel
Oleh karena itu, menurut Imam al-Ghazali bila seseorang tak mampu menggapai derajatnya seperti malaikat setidaknya jangan turun ke derajatnya hewan-hewan berbisa dan berbahaya.
فإن لم تقدر على أن تلتحق بأفق الملائكة ، فاحذر أن تنزل عن درجة البهائم والجمادات إلى مراتب العقارب والحيات
“Bila tidak sanggup sama seperti golongannya malaikat, maka hindarilah jangan sampai turun dari derajatnya hewan dan benda mati ke tingkatan yang sama dengan kalajengking, ular.”