Kamis 24 Aug 2023 23:05 WIB

Bertemu Rais Aam NU, Ini Wasiat Habib Umar untuk Umat Islam Indonesia

Habib Umar mendukung dakwah Nahdlatul Ulama dengan Aswajanya.

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Habib Umar bertemu jajaran PBNU yang dihadiri langsung Rais Aam NU KH Miftachul Akhyar.
Foto: Dok Istimewa
Habib Umar bertemu jajaran PBNU yang dihadiri langsung Rais Aam NU KH Miftachul Akhyar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dalam rentetan rihlah dakwahnya di Indonesia, pendiri dan pengasuh Darul Musthafa di Hadramaut, Yaman, Habib Umar bin Hafidz sempat melakukan silturahim dengan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan sejumlah jajaran pengurus Syuriah dan Tanfidziah PBNU.

Majelis waddiyyah silaturahim tersebut berlangsung di kediaman KH Miftachul Akhyar di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Kedung Tarukan, Surabaya, Jawa Timur pada Rabu (23/8/2023). Habib Umar pun mengungkapkan kesyukurannya atas majelis ini, serta berterima kasih kepada Kiai Miftachul Akhyar selaku tuan rumah.

Baca Juga

Dalam pertemuan itu Habib Umar mengungkapkan bahwa Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) adalah ajaran Islam yang benar yang telah terwariskan selama berabad-abad lamanya dari generasi ke generasi. Manhaj tersebut juga yang menjadi pegangan al-sawad al-a’zham bagi umat Islam selama berkurun-kurun lamanya.

Habib Umar juga menegaskan bahwa dakwah Wali Songo, dakwah KH Hasyim Asy’ari, dan NU, serta dakwah para Alawiyyin (habaib) di Nusantara yang telah berlangsung selama sekian lamanya adalah representasi dari manhaj Aswaja yang harus dipegang teguh. Karena itu, Habib Umar berwasiat kepada umat Islam di Indonesia untuk selalu berpegang teguh pada tiga poros dakwah tersebut.

Pertemuan tersebut juga diikuti Wasekjen PBNU, Ginanjar Sya’ban. Menurut dia, dalam pertemuan itu Habib Umar juga memuji kiprah internasional yang dilakukan NU untuk perdamaian dunia. 

Hal ini merupakan amanat ajaran dan risalah dakwah Islam yang memang secara prinsip hendak menebarkan perdamaian, membangun kemanusiaan, mengukuhkan persaudaraan, dan menjadi rahmat bagi semesta alam.

Baca juga: 10 Makanan yang Diharamkan dalam Islam dan Dalil Larangannya

“Namun demikian, beliau juga memberikan catatan agar kita pandai-pandai dalam memilih partner dalam bekerjasama. Jangan sampai kemudian pekerjaan besar kita dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak yang tidak tepat,” ujar Ginanjar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (24/2023).

Ginanjar megnatakan, dalam silaturrahim itu juga dihadiri putra sulung Habib Umar, yaitu Habib Salim bin Umar Bin Hafidz, Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, Habib Sholeh bin Muhammad al-Jufri, Habib Hasan Ismail al-Muhdlor, dan beberapa ulama dari berbagai negara.

Baca juga: Jangan Lelah Bertobat kepada Allah SWT, Begini Pesan Rasulullah SAW

Sementara itu, dari pihak pengurus Syuriah dan Tanfidziah PBNU, di antara yang hadir adalah KH Miftachul Akhyar, KH Mudatsir, Habib Ahmad bin Edrus Al-Habsyi, Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Musthofa, dan Sekjen PBNU KH Saifullah Yusuf. Turut hadir juga beberapa ulama Jawa Timur seperti KH Abdurrahman Abdulloh Faqih dan KH Mas Achmad.

Dalam sambutannya, Kiai Zulfa atas nama PBNU juga mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraan atas kedatangan Habib Umar bin Hafidz. Baginya, pertemuan antara Habib Umar dan Kiai Miftachul Akhyar serta jajaran pengurus harian PBNU tersebut merupakan keberkahan yang luar biasa, serta membawa kemaslahatan dan kebahagiaan bagi warga Nahdliyyin khususnya, dan bagi umat Islam Indonesia serta Dunia Islam pada umumnya.

Selanjutnya, Kiai Zulfa menjelaskan tentang perjalanan sejarah, kiprah dan peran Nahdlatul Ulama, baik dalam kancah nasional atau pun internasional, juga dalam ranah keagamaan, sosial, ataupun kebangsaan.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement