Senin 21 Aug 2023 14:56 WIB

Mengerek Sang Saka dan Mencintai Negera RI Bukan Halangan Bagi Perempuan Bercadar

Kemerdekaan RI itu hasil dari perjuangan umat Islam

Santriwati bercadar dari Internasional Leader School (ILS) bersiap berlatih ekstrakurikuler olahraga berkuda di Gunung Kialir, Cibeurem, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (28/2).
Foto:

Oleh: Muhammad Subarkah, Jurnalis Republika.

Cinta negara itu bagian dari iman. Fatwa ini berasal dari pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari. Bagi umat Islam adanya fatwa ini di masa perjuangan kemerdekaan memicu para pejuang kemerdekaan untuk angkat senjata.

Ini misalnya terjadi para palagan Surabaya pada 10 November 1945. Dengan semangat jihad umat Islam berangkat ke medan laga sembari meneriakan talkbir dan Merdeka. Bung Tomo dalam pidatonya ketika mengorbankan perlawanan selalu meneriakan takbir dan merdejka berulangkali.

Ajaran Islam jelas bukan musuh negara ini ketika sudah merdeka. Berkat merdeka  itulah umat Islam mampu naik kelas dari warga negara kelas tiga menjadi warga negara terhormat setara dengan lainya.

Kecintaan kepada negara itu saat ini ditunjukkan dengan kiprahn santriwati secara unik. Mereka dengan sengaja memakai cadar yang selama dianggap peyoratis oleh sebagain orang. Perempuan yang pakai cadar kerap didentikan dengan teroris paling tidak calon 'pengantin bom bunuh diri.Tak tanggung-taggung, pada santriwati di Tasikmalaya mengadakan mengerek bendera sang saka pada upacara peringatan hari kemerdekaan RI ke-48 dengan memakai cadar.

Kontan saja, ketika acara pengerelkan bendera dengan memakai  cadar diunggah ke media sosial mendapat tanggapan riuh. Ramai beredar di media sosial momen tim paskibra di sebuah pondok pesantren di Jawa Barat itu melakukan upacara yang terjadi ada beberapa waktu lalu itu. Unikmya lagi, seluruh tim paskibra hingga inspektur upacara adalah perempuan yeng mengenakan  cadar.

Baca di halaman berikutnya..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement