Jumat 18 Aug 2023 10:46 WIB

Kisah Sejarah NU Ketika Bersikap Keras Atas Penistaan Dr Soetomo kepada Nabi Muhammad

Begini dahulu sikap tegas NU ketika Nabi Muhammad dihina.

Poster dalam unjuk rasa atas adanya penghinaanNabi Muhammad. (ilustrasi)
Foto:

Setelah muncul reaksi keras kaum Muslimin seperti tercermin dalam Pedoman Masjarakat, Berita Nahdlatoel Oelama dan munculnya rencana aksi protes, akhirnya Soemandari secara terbuka mengakui kesalahannya dan meminta maaf.

Soemandari menulis: "Dahulu kami menulis karangan kami di dalam Bangoen itu dengan keyakinan. Kami mempelajari soal itu dari beberapa buku, mengumpulkan beberapa bahan. Dengan persediaan itu kami tulis artikel dengan segala kesucian hati. Akan tetapi setelah melihat reaksi-reaksi fihak Islam, 7setelah melihat teriakan umat Islam, kami fikirkan lagi soal ini. Kami pertimbangkan lagi tulisan itu dan pengaruhnya kepada kalangan umum. Datang sekarang kami keyakinan baru. Melihat sekarang kami kesalahan kami. Dan kesalahan ini kami akui di sini dengan perantaraan pers."

Sementara itu, dari Madiun, ayah Sitti Soemandari, Sastrohoetomo, menulis surat terbuka yang menyesalkan tulisan anaknya itu.

"Sudah selayaknya jikalau seorang anak ada kesalahan, maka bapaknya pun turut merasa dan mengakui salah juga, sebab anak itu darah atau roh bapak, boleh dibilang anak dan bapak itu seolah-olah senyawa dan sejiwa."

Pemimpin Besar

KETIKA Dr. Soetomo wafat, BNO 2 Rabi'ul Akhir 1357/1 Juni 1938, menurunkan tulisan khusus satu halaman penuh di halaman depan.

BNO, menulis: "Walaupun dalam satu-dua hal, tindakan dan faham Tuan Dr tersebut kurang memuaskan kita, dan kadang-kadang mengecewakan, akan tetapi kita sebagai rakyat Indonesia tidak boleh melupakan atas jasa-jasa beliau yang besar, jasa beliau yang ditujukan untuk bangsa dan nusa Indonesia. Maka merasa atau tidak, kita berutang budi kepadanya."

BNO mencatat jasa Dr. Soetomo pada saat berdirinya Nahdlatoel Oelama. Soetomo, menurut BNO, pernah memberikan tenaganya.

Menjelang akhir hayatnya, Dr. Soetomo hendak memberi sumbangan kepada umat dan agama Islam dengan mendirikan Kulliyyah Islamiyah (KI) di Surabaya. Dr. Soetomo sendiri akan memimpin sebagai Presiden KI. Sebelum cita-cita tersebut terwujud, ajal telah lebih dulu menjemput.

BNO yang dalam kasus Soemandari menjadi salah satu media yang mengkritik keras Dr. Soetomo menganjurkan kaum NO untuk bersama-sama mengadakan shalat gaib dan tahlil untuk ruh pemimpin besar itu. BNO juga mendoakan Dr. Soetomo agar diampuni semua dosanya serta dilimpahi rahmat sebanyak-banyaknya.

Lanjutkan membaca pada halaman berikutnya...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement