Rabu 02 Aug 2023 15:46 WIB

Tasyakur di Istana, Kiai Musthofa Aqil: Bersyukur di Indonesia Dzikir Bisa Kapan Saja

KH Musthofa Aqil Siroj mengajak umat Islam mensyukuri nikmat bangsa Indonesia

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW), KH Musthofa Aqil Siroj, mengajak umat Islam mensyukuri nikmat bangsa Indonesia
Foto: ROL/Agung Sasongko
Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW), KH Musthofa Aqil Siroj, mengajak umat Islam mensyukuri nikmat bangsa Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW), KH Musthofa Aqil Siroj mengatakan, tahun politik dan hajatan demokrasi sebentar lagi digelar. Melalui dzikir yang kini menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara, Kiai Musthofa berharap tahun politik dan hajatan demokrasi 2024 berjalan damai. 

"Dengan dzikir, semoga tahun politik dan hajatan demokrasi yang sebentar lagi akan berlangsung di negeri ini dapat berjalan dengan damai, tidak ada ujaran kebencian, tidak ada adu domba, dan tidak ada saling sikut-menyikut, yang ada adalah semua berjalan baik dan sejuk,” kata Kiai Musthofa saat menyampaikan laporan di halaman Istana Negara, Selasa (1/8/2023) malam.

Baca Juga

Kiai Musthofa mengatakan, sebagai sebuah tradisi baik dan agung dalam mengawali bulan kemerdekaan, berharap kegiatan dzikir di Istana Negara tidak pernah berhenti. Diharapkan kegiatan dzikir di Istana Negara terus lestari hingga sampai kapanpun.

"Kita diperintahkan Allah SWT agar kita membangun negara untuk kesejahteraan rakyat. Namun, pembangunan punya syarat mutlak yaitu keamanan. Jika negara tidak aman, maka tidak mungkin kita bisa membangun. Karena itu, kita harus punya andil menciptakan negara yang aman, sejahtera dan damai," ujar Kiai asal Kempek Cirebon, Jawa Barat ini. 

Kiai Musthofa menambahkan bahwa Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar di dunia, Indonesia kini menjadi contoh bagi negara-negara lain, bahkan negara-negara Timur Tengah. 

Sebab, meskipun di Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama, namun mampu menunjukkan Islam yang ramah dan toleran. 

"Antara ulama dan umara saling menghormati dan mengisi, saling bahu-membahu untuk menciptakan kedamaian dan ketenteraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia ulama dan umara bisa duduk bersama saling menghormati satu sama lain," ujar Kiai Musthofa. Kiai Musthofa mengatakan, lihat di Aljazair, Maroko, Turki dan negara Arab lainnya, khutbah saja harus punya kartu izin khatib. Kalau tidak, maka dilarang khutbah. 

Di Indonesia begitu nikmatnya, khutbah bisa jam berapa saja, dzikir bisa kapan saja, bahkan di Istana Negara pun ada dzikir. Ini sungguh luar biasa dan patut disyukuri. 

Oleh karena itu, Kiai Musthofa sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah menginstruksikan dan mengagendakan dzikir menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara. 

"Sekali lagi, kami haturkan terima kasih kepada bapak Presiden yang terus mendukung terlaksananya dzikir di Istana Negara dan memberikan mandat kepada Majelis Dzikir Hubbul Wathon. Sampai saat ini, dzikir di Istana Negara sudah berlangsung sebanyak lima kali,” ujar adik kandung Kiai Said Aqil Siroj ini. 

Baca juga: Upaya Para Nabi Palsu Membuat Alquran Tandingan, Ada Ayat Gajah dan Bulu

Dalam kesempatan tersebut, hadir Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin juga beberapa menteri serta para tokoh agama.

Terpantau menteri yang hadir, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. 

Acara dzikir kebangsaan diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran Ustadz Wahyu Andi Saputra, kemudian pembacaan laporan dari penyelenggara laporan oleh KH Musthofa Aqil Siradj dan pembacaan tausiyah dari Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, serta pembacaan doa kebangsaan oleh Habib Luthfi bin Yahya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement