Selasa 01 Aug 2023 15:58 WIB

Soal KH Ate Mushodiq Hadiri Kegiatan Al Zaytun, MUI Lakukan Musyawarah 

KH Ate Mushodiq siap tanggung jawab karena hadiri acara di Al Zaytun.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah santri dan santriwati berlatih Hoki di GOR Ponpes Al Zaytun, Gantar, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023). Selain kegiatan belajar mengajar, santri dan santriwati di Ponpes Al Zaytun juga mengikuti berbagai kegiatan lain seperti berlatih olahraga dan berlatih seni budaya.
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sejumlah santri dan santriwati berlatih Hoki di GOR Ponpes Al Zaytun, Gantar, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (27/7/2023). Selain kegiatan belajar mengajar, santri dan santriwati di Ponpes Al Zaytun juga mengikuti berbagai kegiatan lain seperti berlatih olahraga dan berlatih seni budaya.

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya akan melakukan musyawarah terkait kehadiran ketua lembaga itu, KH Ate Mushodiq, dalam kegiatan Pesantren Al Zaytun pada Ahad (30/7/2023). Musyawarah itu dilakukan untuk menyatakan sikap lembaga atas kekisruhan yang terjadi, khususnya di Tasikmalaya. 

Sekretaris Umum MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi mengatakan, pihaknya akan melakukan musyawarah pada Selasa (1/8/2023) siang untuk menyikapi kehadiran dan pernyataan kiai Ate di kegiatan Al Zaytun. Musyawarah itu akan dilakukan bersama dewan pembina, dewan pertimbangan, pimpinan harian, organisasi masyarakat (ormas), dan pesantren.

Baca Juga

"Nanti sekantenan. Diantos. (Nanti sekalian. Ditunggu)," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa siang.

Menurut kiai Aminudin, pihaknya telah memberi tahu kegiatan itu kepada kiai Ate. Ketua MUI Kota Tasikmalaya sekaligus Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tasikmalaya itu juga telah diundang untuk hadir.

"Namun kami belum pastikan langsung hadir atau tidak," kata dia.

Ia pun mengimbau masyarakat di Tasikmalaya untuk tetap tenang menyikapi masalah itu. MUI Kota Tasikmalaya disebut akan bersikap atas masalah tersebut. 

"Kami minta semua kondusif," kata dia.

Sebelumnya, kiai Ate mengakui kehadirannya dalam kegiatan Syukuran 77 Tahun Syaykh Al Zaytun pada Ahad lalu. Kedatangannya itu disebut sebagai upaya tabayun ke Pesantren Al Zaytun. 

"Saya mengingatkan kepada semua, baik pemerintah maupun MUI bertabayun. Jangan terlalu cepat menyesatkan," kata dia saat dihubungi Republika, Selasa.

Ia mengakui muncul gejolak usai kehadirannya di Pesantren Al Zaytun. Namun, ia menilai hal itu sebagai dinamika. Pasalnya, sikapnya itu dijamin oleh Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Kiai Ate menjelaskan, dalam Pasal 28 UUD 1945, setiap orang berhak menyampaikan pendapat atau pikiran. Itu merupakan hak asasi manusia merdeka yang dijamin UUD 1945.

Ia pun siap mempertanggungjawabkan atas kehadirannya di Pesantren Al Zaytun. Sebab, tindakannya itu dijamin oleh UUD, yaitu berkumpul, berserikat, dan menyampaikan pikiran. 

"Boleh menyampaikan pendapat. Siapun boleh. Jadi jangan pakai kacamata kuda, tapi harus jernih," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement