REPUBLIKA.CO.ID, DELHI – Masjid Mubarak Begum, yang dicat dengan warna terakota, saat ini telah berusia 200 tahun. Bangunan ibadah yang berdiri di persimpangan penting ini harus kehilangan kubah utamanya, akibat hujan lebat pada Juli 2020 lalu.
Warga setempat, yang masih berdoa dan beribadah di masjid ini, mengatakan pihak berwenang tidak melakukan upaya apapun dalam rangka memulihkan strutktur bersejarah tersebut dalam tiga tahun terakhir.
Masjid ini terletak di Hauz Qazi Chowk, persimpangan jalan dari Chawri Bazar, Bazar Sitaram, Gerbang Ajmeri dan Lal Kuan-Khari Baoli.
Rumah ibadah itu dibangun pada 1822 oleh Mubarak Begum, istri David Ochterlony, Residen Inggris pertama Delhi ke pengadilan Mughal.
Dewan Wakaf Delhi (DWB) yang merupakan penjaga masjid, telah menandatangani perjanjian dengan World Monument Fund atau sebuah organisasi nirlaba yang memberikan dukungan keuangan dan teknis langsung untuk pelestarian situs warisan di seluruh dunia pada 2021.
Namun, upaya perbaikan ini tidak bisa langsung dikerjakan karena Komite Konservasi Warisan (HCC) gagal memberikan izin.
HCC adalah susunan komite di bawah kepemimpinan Sekretaris Khusus/ Sekretaris Tambahan dan Kementerian Pembangunan Perkotaan untuk perlindungan Bangunan Warisan, Kawasan Warisan, serta fitur Alam di Delhi.
Salah satu petugas DWB, Mehfooz Mohammad, mengatakan HCC tidak memberikan izin untuk memperbaiki kubah.
"Komite mengatakan seluruh masjid perlu dilakukan perbaikan dan bukan hanya kubahnya. DWB tidak memiliki dana untuk melakukan perbaikan skala besar seperti itu,” kata dia dikutip di Hindustan Times, Selasa (16/5/2023).
Selain kubah yang runtuh, retakan struktural juga terjadi pada dinding dan lengkungan. Akibat rembesan air di berbagai bagian, keamanan struktur masjid juga melemah.
Tidak hanya itu, selama musim hujan air juga dilaporkan merembes ke dinding toko di bawah.
Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh
Menurut risalah pertemuan HCC yang berlangsung pada 28 Januari tahun lalu, sebuah sub-komite yang terdiri dari empat anggota HCC dan seorang anggota mantan DMC Utara memeriksa lokasi tersebut pada 14 Desember 2021.
Anggota Dewan Wakaf Delhi, WMF dan seorang arsitek konservasi juga hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam laporannya, sub-komite mencatat struktur warisan ini telah terkena kondisi cuaca yang ekstrem dan menimbulkan cacat yang terlihat pada bangunan, termasuk retakan, lubang dan permukaan yang terkelupas.
“Retakan struktural yang panjang terlihat di beberapa bagian bangunan, termasuk kubah, dinding dan bukaan lengkung. Tambalan rembesan terlihat di beberapa lokasi di sepanjang garis retakan, rembesan semakin memperburuk pekerjaan pasangan bata bangunan," kata sub-komite tersebut.
Mereka pun menyarankan dilakukan audit struktural dari seluruh struktur, serta diambil langkah-langkah penguatan untuk mencegah kerusakan masjid lebih lanjut. Sesuai risalah itu, HCC menerima rekomendasi dari sub-komite dan mencari rincian lebih lanjut dari dewan dan arsitek, mengenai konservasi komprehensif yang akan dilakukan.