Rabu 15 Oct 2025 14:26 WIB

Narasi Trans7 Dianggap Lecehkan Pesantren dan Kiai, Begini Respons UAS

Menurut UAS, tradisi pesantren menyuburkan ikatan batin dan cinta antara santri-kiai

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
Ustadz Abdul Somad.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ustadz Abdul Somad.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah tayangan program Xpose Uncensored yang disiarkan stasiun televisi Trans7 memicu polemik. Sebab, siaran itu dinilai berbagai kalangan telah melecehkan kiai dan tradisi pesantren.

Sejumlah pihak menyuarakan kecaman terhadap Trans7. Di antaranya adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). PBNU bahkan sudah resmi melaporkan pihak stasiun televisi itu ke kepolisian dan mengadukannya ke Dewan Pers pada hari ini.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Seorang dai dengan jutaan pengikut (followers) di media sosial, Ustaz Abdul Somad, turut merespons tayangan Trans7 itu. Tokoh yang akrab disapa UAS itu menanggapi dengan cara yang cukup khas.

Bukan dengan kecaman keras, melainkan sebuah puisi yang bernada kritis dan reflektif. Karya itu diberinya judul "Mazhab Cinta." Isinya menggambarkan, bagaimana orang luar ranah pesantren sering gagal dalam memahami dunia kaum santri dan kiai.

Menurut UAS, tradisi pesantren tak sekadar rutinitas keagamaan, melainkan juga ikatan batin dan cinta. Itu menghubungkan antara para santri dengan kiai-kiai sebagai guru mereka.

"Cinta itu alam rasa Bukan alam kata Kata terlalu miskin untuk mewakili rasa Andai engkau coba untuk merangkai bahasa Rasa belum tentu sama Susah dilogikakan bagaimana rasa santri Ngasi mercy," tulis UAS dalam puisinya yang diunggah di akun Instagramnya dan dikonfirmasi oleh Republika, Rabu (14/10/2025).

Puisi tersebut berangkat dari kisah klasik Qais dan Laila, dua tokoh legenda yang menggambarkan cinta yang tak mampu dijelaskan logika. Kisah itu kemudian ditarik oleh UAS untuk menyindir pihak yang mudah menilai, namun tak mampu memahami nilai spiritual pesantren.

"Orang menyebut Qais gila. Yang faham hanya yang pernah jatuh cinta," tulis UAS, menegaskan bahwa hanya mereka yang pernah hidup sebagai santri yang memahami adab pesantren dan kecintaan kepada kiai.

UAS juga menyelipkan kritik sosial yang halus, tetapi tajam. Ia menyinggung dunia industri media cenderung mudah terjebak dalam pemburuan rating. Alhasil, nilai-nilai moral menjadi mudah diabaikan.

 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by UAS عبد الصمد (@ustadzabdulsomad_official)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement