Ahad 07 May 2023 13:02 WIB

Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Mualaf Theresa Corbin sempat beranggapan Tuhan seperti manusia

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Theresa Corbin. Mualaf Theresa Corbin sempat beranggapan Tuhan seperti manusia
Foto:

Namun Corbin mengakui, imajinasi maupun pikiran manusia tidak bisa memahami perwujudan tangan Allah SWT. Karena tidak mampu menggambarkan Tuhan secara fisik, Corbin pergi menuju pemahaman yang lebih dalam.

"Tidak mampu merangkum Tuhan dalam pemahaman manusia tentang keberadaan fisik tidak memberi saya pilihan lain selain bergerak melewati fisik dan menuju pemahaman yang lebih dalam. Aku harus mengandalkan pemahamanku tentang Tuhan sebagai Pencipta sekali lagi untuk menemukan kebenaran," paparnya.

Corbin mengalihkan pikirannya dengan menaruh perhatian pada ciptaan Allah, dalam proses pemahamannya terhadap Surat Ar Rum ayat 7-8.

"Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai. Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar mengingkari pertemuan dengan Tuhannya." (QS Ar Rum ayat 7-8)

"Saya mengamati ciptaan untuk mengenal Sang Pencipta. Saya melihat ke arah matahari terbenam dan keindahan warnanya, mengetahui bahwa hanya Tuhan yang dapat menciptakan sesuatu yang begitu menakjubkan. Melalui bagian penciptaan ini, saya memahami kebenaran pernyataan Nabi bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan (HR Muslim)," kata Corbin.

Penulis 'The Islamic, Adult Coloring Book' itu juga mengamati kesempurnaan waktu dan bagaimana waktu tidak pernah melompat atau berbalik. "Bahwa tidak lain adalah Tuhan yang dapat menciptakan mekanisme yang begitu menakjubkan dan konstan ini," jelasnya.

Sebagaimana terkandung dalam Asmaul Husna, Allah adalah Yang Mahakuasa (Al-Qadir), dan Yang Mahapencipta (Al Baari). Corbin juga mengamati bahwa di dalam tubuhnya terdapat sistem yang bekerja dalam keseimbangan dan menyembuhkan dirinya sendiri. Dan inilah Al-Mushowwir, yakni Yang Mahaperancang bentuk.

Baca juga: Tampil Depan Pengikut Loyalnya, Syekh Panji Gumilang Buat Pengakuan Soal Awal Al Zaytun

Adapun cinta, Corbin merasakan hubungan yang mendalam dengan Allah, dengan sifat Al Waduud, Yang Mahamengasihi. Sedangkan kasih sayang ibu kepada anaknya, bersumber dari Ar Rahman (Yang Mahapengasih) dan Ar Rahim (Yang Mahapenyayang).

"Melalui ciptaan Tuhan dan sifat-sifat-Nya, saya mengenal Tuhan, bukan sebagai orang tua yang tinggal jauh di awan, tetapi sebagai entitas yang sangat kuat dan tak terduga yang sangat halus dan sangat jelas," paparnya.

 

Hati dan pikiran Corbin beralih dari fisik ke hubungan emosional yang mendalam dengan Tuhan, yang hanya dapat dipahami oleh manusia melalui manifestasi ciptaan-Nya dan kualitas-kualitas superlatif-Nya. "Dalam kesadaran saya akan semua ini, saya menemukan Tuhan, (Yang) Al Hadi, Yang Mahapemberi petunjuk," terangnya.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement