Selasa 02 May 2023 16:28 WIB

Kronologi Penembakan Kantor MUI Versi Saksi Mata

Saksi mata ungkap kronologi penembakan kantor MUI.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Kronologi Penembakan Kantor MUI Versi Saksi Mata. Foto:  Tim INAFIS melakukan identifikasi saat olah TKP di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pascainsiden penembakan di Jakarta, Selasa (2/5/2023). Dalam insiden tersebut pelaku penembakan tewas dan dua orang lainnya yakni resepsionis MUI mengalami luka pada bagian punggung dan pegawai MUI lainnya terluka akibat menabrak pintu saat menghindari tembakan tersebut. Dalam peristiwa tersebut, pihak Kepolisian masih melakukan penyidikan terkait pelacakan latar belakang pelaku penembakan di Gedung MUI tersebut.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kronologi Penembakan Kantor MUI Versi Saksi Mata. Foto: Tim INAFIS melakukan identifikasi saat olah TKP di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pascainsiden penembakan di Jakarta, Selasa (2/5/2023). Dalam insiden tersebut pelaku penembakan tewas dan dua orang lainnya yakni resepsionis MUI mengalami luka pada bagian punggung dan pegawai MUI lainnya terluka akibat menabrak pintu saat menghindari tembakan tersebut. Dalam peristiwa tersebut, pihak Kepolisian masih melakukan penyidikan terkait pelacakan latar belakang pelaku penembakan di Gedung MUI tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penembakan terjadi di lobi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Menteng, Jakarta, Selasa (2/5/2023), pada sekitar pukul 10.00 WIB. Penembakan ini dilakukan oleh orang tak dikenal.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari saksi yang ditemui Republika di kantor MUI, orang tersebut datang dengan sebuah mobil. Mobil itu hanya melintas dan menurunkan orang itu di depan kantor MUI, lalu berjalan masuk ke dalam lobi kantor MUI Pusat.

Baca Juga

Orang itu datang dengan mengaku sebagai nabi dan menyampaikan maksud kedatangannya adalah untuk bertemu ketua MUI. Lalu dia menunggu di sofa di lobi kantor MUI, yang biasa digunakan sebagai tempat menunggu bagi para tamu yang datang.

Salah seorang saksi, JH, sedang berada di lantai atas gedung MUI. Kemudian temannya datang dari lantai dasar dan mengatakan bahwa di bawah ada orang yang mengaku sebagai nabi. Lalu JH turun ke lantai dasar untuk melihat orang yang mengaku nabi itu.

Awalnya JH mengira orang tersebut sudah berusia renta, karena biasanya yang mengaku nabi adalah mereka yang sudah berusia lansia. Tetapi setelah dilihat, orang itu tampak masih berusia 40-an, dan sedang duduk di sofa di lobi kantor MUI.

Pelaku tersebut mengenakan jaket warna hitam dengan dalaman kemeja kotak warna merah, dan celana panjang warna hitam. Kemudian JH berjalan menuju mushola MUI di luar gedung kantor MUI, yang jaraknya sekitar 30 meter dari lobi MUI.

Lalu ketika JH hendak kembali ke lobi MUI dengan berjalan kaki, tiba-tiba dia mendengar suara tembakan yang bersamaan dengan pecahnya kaca lobi kantor MUI. Saat itu pula, pelaku keluar dari lobi dengan berlari, tampak ingin melarikan diri melewati pos keamanan di gerbang masuk kantor MUI.

Pelaku tersebut berhasil ditangkap oleh petugas keamanan MUI dan pegawai MUI lain. Tangan pelaku masih memegang senjata api, lalu oleh para pegawai MUI, tangannya itu ditegakkan ke atas, hingga kemudian senjata itu terjatuh.

Kemudian JH berinisiatif mengamankan senjata tersebut. Dia mengatakan, peluru yang digunakan berbentuk bulat dan berwarna perak. Tembakan dilesatkan tiga kali. Salah satunya terkena punggung pegawai penjaga di bagian resepsionis di lobi MUI. Dua peluru lainnya dilesatkan ke arah pegawai MUI lain, yang berusaha lari keluar setelah mendengar tembakan. Hingga kemudian, dua peluru yang dilesatkan tersebut memecahkan pintu kaca lobi MUI.

Tangan pegawai yang hendak lari keluar lobi itu terluka hingga berdarah karena terkena pecahan kaca. Sedangkan pegawai penjaga di bagian resepsionis di lobi, memiliki bekas tembakan oleh senjatan dengan peluru bulat di bagian punggungnya tapi tidak sampai berdarah. Pegawai yang menjadi korban dari peristiwa ini sedang ada di rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Salah satu saksi lain, yakni pegawai MUI yang bertugas sebagai penerima tamu dan mencatat siapa saja tamu yang datang ke MUI, mengatakan, beberapa waktu belakangan ini memang ada seorang tamu mengaku bernama Sofyan yang datang beberapa kali ke kantor MUI. Sofyan berasal dari Pringsewu, Lampung.

"Ada tamu sudah beberapa kali datang ke MUI. Namanya Sofyan. Dari Pringsewu, Lampung, dia minta ketemu dengan ketua MUI, dengan alasan dia ingin difasilitasi, karena dia mengaku sebagai nabi. Dan dia mengancam-ngancam segala macam," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement