“Masjid-masjid di kota-kota metropolitan harus membuka kelas untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini. Ini bukan pekerjaan satu individu. Diperlukan upaya kolektif,” kata Farooqui.
Khan yang saat itu adalah seorang imam di sebuah masjid di Pune menceritakan apa yang dipikirkannya untuk memulai sekolah dan madrasah.
“Saya sebagai imam selama sembilan tahun sebelum mendirikan Anwar al Hidayat Trust yang mengelola sekolah dan madrasah. Suatu hari, saat keluar dari masjid, saya melihat dua anak disabilitas netra mengemis di luar masjid. Saya mulai berpikir dan memutuskan melakukan sesuatu tentang hal itu," kenangnya.
Selanjutnya, Khan menyewa kamar dan mulai mencari anak-anak difabel. “Setelah melakukan selama tujuh bulan, saya mendapatkan satu anak dan mulai bersekolah bersamanya. Sekarang kami memiliki 160 siswa, baik laki-laki maupun perempuan, dari 15 negara bagian di India,” katanya.
Abdur Rahman Amaan Mukadam (20 tahun) adalah disabilitas netra sejak lahir. Dia mengatakan dia bersekolah di sekolah desa di Raigad, tetapi itu tidak memenuhi semua kebutuhannya. Kemudian dia bergabung dengan Khan's Vision School di mana ia mendapatkan pendidikan umum dan Alquran. Sekarang dia adalah seorang hafiz.
“Saya tidak berpikir saya akan dilatih seperti saya tinggal di desa saya. Sekarang saya ingin melakukan pekerjaan pemerintah setelah lulus. Saya akan mengikuti ujian kompetitif,” kata Mukadam yang belajar bahasa Arab dalam huruf Braille dan mendapatkan gelar tersebut.