REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru meminta setiap lembaga pendidikan pondok pesantren di daerah setempat untuk turut serta memperhatikan upaya pengembangan minat dan bakat santri.
Menurut Herman Deru di Palembang, Sabtu, pengembangan minat bakatsantri itu dilakukan dengan memasukkan muatan pendidikan bidang ekstrakurikuler dalam kurikulum.
Ia mengatakan kegiatan ekstrakurikuler penting sebagai wadah pengembangan dan penguatan karakter santri selain pendidikan ilmu pengetahuan umum dan keagamaan di ponpes.
Dia berharap, melalui penataan kurikulum yang sedemikian rupa itu setiap alumnus ponpes dapat bersaing dengan para siswa lembaga pendidikan umum, apalagi dalam kondisi keterbukaan informasi saat ini.
"Santri ini juga bagian dari bonus demografi yang sepatutnya harus terus kita asah kemampuannya agar bisa dan mampu bersaing. Jangan kalah dengan lembaga pendidikan umum," katanya.
Ketua Umum Forum Pondok Pesantren Sumsel K.H.Muhsin Salim mengatakan pengembangan minat bakat dalam muatan ekstrakurikuler seperti itu sudah mulai diterapkan oleh 501 lembaga ponpes se-Sumsel.
Keilmuan ekonomi kreatif menjadi yang paling banyak peminatdari beberapa muatan ekstrakurikuler yang diterapkan setiap ponpes.
Menurut dia, dalam muatan pengajaran ekonomi kreatif tersebut para santri juga diajarkan pemanfaatan teknologi informasi sesuai perkembangan zaman.
"Saat ini kami berupaya agar bisa lebih baik dari sebelumnya. Dari muatan itu kami coba kembangkan satu pesantren satu produk," katanya.
Manfaat kegiatan tersebut,santri mendapat keahlian kewirausahaan sesuai minatsekaligus mendongkrak kemandirian ekonomi di ponpes.