REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dayah (pesantren) Jeumala Amal di Desa Lueng Putu Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie, Aceh mengumpulkan donasi Rp1.000 per hari untuk membangun rumah masyarakat kurang mampu di lingkungan tempat pengajian tersebut.
"Jadi para dewan guru dan karyawan hingga santri Jeumala Amal mengumpulkan infaq sebesar Rp1.000 per hari untuk membangun rumah layak huni bagi masyarakat kurang mampu," kata Direktur Dayah Jeumala Amal Tgk Hamdani AR, di Banda Aceh, Jumat (17/2/2023).
Tgk Hamdani mengatakan, infak harian santri dan guru Pesantren Jeumala Amal terlaksana sejak awal Januari 2023. sebulan kemudian dana berhasil terkumpul sekitar Rp60 juta hingga mulai membangun satu unit rumah untuk warga kurang mampu bernama Bukhari di wilayah setempat.
Adapun jumlah dewan guru, karyawan dan santri di pesantren tersebut lebih kurang sekitar 2.000 orang. Artinya jika setiap orang menyumbang Rp1.000 per hari, maka per harinya bisa mencapai Rp 2 juta, dan Rp 60 juta untuk dalam waktu sebulan.
Tgk Hamdani menjelaskan, target utama dari infak itu adalah membangun rumah guru dan karyawan yang belum ada rumah, kemudian beasiswa untuk anak yatim dan murid dari keluarga miskin.
Kemudian, dilanjutkan membangun rumah fakir miskin di lingkungan dayah dan masyarakat di wilayah Kecamatan Bandar Baru.
"Alhamdulillah, gerakan ini sebagai bentuk kepedulian kita di dayah Jeumala Amal kepada masyarakat miskin terutama diperuntukkan bagi karyawan dan warga di lingkungan dayah," ujarnya.
Ke depan, kata Tgk Hamdani, penggalangan infak Rp 1.000 per hari itu akan terus diperluas dengan membuka kotak amal di setiap usaha dagang, terutama milik alumni pesantren itu yang berada di seluruh Aceh.
"Kita berharap para alumni melalui Forum Komunikasi Alumni Dayah Jeumala Amal (FOSKADJA) bisa ikut menggerakkan kegiatan seperti ini juga, sehingga beban keluarga miskin untuk mendapatkan rumah layak huni cepat terwujud," demikian Tgk Hamdani.