Senin 13 Feb 2023 15:56 WIB

125 Pengajar dan Santri Al Hamid Cilangkap Ikuti Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau

Merawat lingkungan tidak cukup hanya dengan menanam tanaman.

Kegiatan Training Penggerak Pesantren Hijau di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Foto: iatimewa
Kegiatan Training Penggerak Pesantren Hijau di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai tindak lanjut dari program Pesantren Hijau, LAZISNU PBNU bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU serta asosiasi pondok pesantren Nahdlatul Ulama atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU menggelar kegiatan Training Penggerak Pesantren Hijau di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Kegiatan yang didukung oleh Bank Mega Syariah itu digelar pada Sabtu (11/02/2023).

Kegiatan tersebut diikuti oleh 25 pengajar atau ustad, kepala asrama, petugas kebersihan, dan pegawai lainnya. Juga diikuti oleh 100 santriwan dan santriwati dari jenjang pendidikan Madrasah Aliyah (MA/SMA) Ponpes Al Hamid Cilangkap.

Baca Juga

Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil menjelaskan bahwa pelatihan tersebut merupakan rangkaian kegiatan dari keseluruhan program Pesantren Hijau.

“Program dimulai dari asessmen ke tiap pesantren hingga dapat melaksanakan training bagi penggerak dan santri. Dari hasil asesmen, beberapa pesantren sebenarnya telah melaksanakan konsep Pesantren Hijau, mulai dari mengelola sampah hingga mengelola air,” jelas Qohari dalam sambutannya.

Ia menilai, meski Ponpes Al Hamid itu berada di Jakarta, tetapi lingkungannya hijau karena ditanami banyak pohon. Menurut Qohari, Ponpes Al Hamid dapat menjadi percontohan bagi pesantren lain.

“Al Hamid ini banyak sekali menanam pohon, sangat memperhatikan lingkungan. Ini sangat cocok menjadi pesantren percontohan. Ini pun sangat sesuai dengan tagline PBNU, yaitu 'Merawat Jagat Membangun Peradaban'," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima, Senin (13/2/2022).

Akan tetapi, sambungnya, merawat lingkungan tidak cukup hanya dengan menanam tanaman, namun juga dapat mengelola sampah dengan baik.

“Untuk itu, santri Al Hamid harus menjadi penggerak, untuk dapat membuang dan mengelola sampah sesuai kategori, ada sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya), yang mana hal ini (sampah) jika dikelola dengan baik dapat kita jual dan bisa mendatangkan rezeki,” ucap Qohari.

“Kita juga harus mengurangi produksi sampah. Misal dengan menggunakan tumblr, kita dapat mengurangi sampah plastik dan sampah botol. Kalaupun kita membuang sampah diusahakan agar mendaur ulang sampah tersebut,” imbuhnya.

Ia menilai, bumi manusia hanya satu dan perlu dirawat, sebagaimana semangat yang diusung oleh Nahdlatul Ulama di abad ke-2, yaitu ‘Merawat Jagat, Membangun Peradaban’.

“Bumi ini cuma satu, jadi perlu dirawat. Bumi adalah satu-satunya planet yang perlu kita rawat. Dan sesuai dengan tagline PBNU yaitu ‘Merawat Jagat, Membangun Peradaban’ maka LAZISNU bersama LPBI dan RMI PBNU memiliki program Pesantren Hijau. Program ini juga menjadi salah satu program LAZISNU PBNU yaitu NU Care Hijau, program yang dibutuhkan untuk mengatasi problem-problem lingkungan,” pungkasnya.

Sementara itu perwakilan pengasuh Ponpes Al Hamid Cilangkap, KH Mustaqimul Akhlaq menjelaskan, konsep Pesantren Hijau juga telah dibahas dalam kitab Ta’limul Muta’allim yang biasa dikaji para santri bahwa salah satu faktor panjangnya umur adalah dengan menanam pohon.

“Pesantren Hijau bertujuan untuk bagaimana menghijaukan pesantren. Di dalam kitab Ta’lim Muta’allim di bab akhir disebutkan bahwa salah satu yang memanjangkan umur adalah menanam pohon. Agar supaya umur panjang, santri diharapkan tidak memotong (menebang) pohon kecuali dalam keadaan darurat,” jelas Kiai Mustaqim.

Menurutnya, penghijauan itu juga termasuk dalam hal pengelolaan sampah. Dan dalam kitab Ta’limul Muta’allim juga disebutkan bahwa mengelola sampah dapat mendatangkan rezeki.

“Yang namanya penghijauan ini baik sekali, dan termasuk di dalamnya pengelolaan sampah. Dalam Ta’lim Muta’allim juga disebutkan mengelola sampah dapat mendatangkan rezeki. Jadi kalau mau menjadi orang kaya, jagalah kebersihan. Mari kita amalkan Ta’lim Muta’allim bersama-sama. Harus kita laksanakan sebaik-baiknya. Semoga acara ini bermanfaat bagi kita semua,” pungkasnya.

Perwakilan kepala Ponpes Al Hamid, Ibnu Mubarok menegaskan bahwa para santri yang terpilih mengikuti Training Penggerak Pesantren Hijau agar dapat mengamalkan materi yang disampaikan para narasumber.

“Menjaga lingkungan adalah salah satu perintah dalam Al-Qur’an. Artinya jika kita menanam pohon dan mengelola sampah, sama saja menjalankan perintah Allah. Santri di sini adalah santri terpilih. 50 santri putri mewakili 450 santri putri lainnya. Dan 50 santri putra mewakili 750 santri lainnya. Kita sebagai perwakilan wajib benar-benar mendengarkan materi dan mengamalkannya,” pesan Ustad Ibnu kepada para santri.

Adapun pada pelatihan tersebut dihadirkan sejumlah narasumber yakni, (1) Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim LPBI PBNU Maskut Candranegara yang membawakan materi ‘Pentingnya Gerakan Pesantren Hijau’; (2) pemateri dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), Sarah Rauzana Putri yang membawakan materi ‘Pencegahan dan Pengelolaan Sampah yang Tepat’, dan; (3) Fitria Ariyani dari Bank Sampah Nusantara (BSN), dengan materi ‘Peran Santri dalam Mewujudkan Gerakan Pesantren Hijau’.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement