Jumat 10 Feb 2023 20:30 WIB

Pemerintah Nigeria Setuju Penggunaan Jilbab Siswi Muslimah Secara Nasional 

Meski jilbab diizinkan untuk siswi Muslimah tetapi masih ada disriminasi secara umum

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Nashih Nashrullah
Pelajar Muslimah Nigeria. Meski jilbab diizinkan untuk siswi Muslimah tetapi masih ada disriminasi secara umum
Foto: nytimes
Pelajar Muslimah Nigeria. Meski jilbab diizinkan untuk siswi Muslimah tetapi masih ada disriminasi secara umum

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA – Ketika Muslimah Nigeria bergabung dengan jutaan wanita di seluruh dunia, dari semua agama dan latar belakang, untuk memperingati Hari Hijab Sedunia (WHD) ke-11 baru-baru ini, pemerintah Nigeria mengatakan telah menyetujui penggunaan hijab untuk siswi Muslimah di seluruh negeri.  

Melansir laman www.newtelegraphng.com, Jumat (10/2/2023) kebijakan tersebut tertuang dalam surat edaran tertanggal 1 Februari 2023 yang ditandatangani Permanent Secretary Kementerian Pendidikan Federal, Andrew David Adejo. 

Baca Juga

Surat edaran dikirim ke semua Kepala Sekolah dari semua 112 Federal Unity Colleges dan Federal Science and Technical Colleges di negara tersebut.  

“Ini untuk memberi tahu semua orang bahwa Kementerian telah menyetujui penggunaan jilbab gamis sebagai bagian dari seragam sekolah untuk siswi Muslimah di semua Federal Unity Colleges dan Federal Science and Technical Colleges,"isi surat edaran.  

 

Dia menjelaskan, siswa dari kedua sekolah tersebut dapat menggunakan hijab besar pada seragam sekolah manapun yang telah disetujui. 

Namun Adejo memperingatkan bahwa dalam kondisi apa pun siswi tidak boleh dipaksa untuk menggunakan jilbab besar pada seragamnya yang bertentangan dengan keinginannya.  

Sementara itu, Muslimah dan putri mereka dihadapkan pada berbagai tantangan di berbagai negara, antara lain Prancis, Denmark, India. 

Mereka di negara itu dilarang menggunakan jilbab, sementara beberapa mengalami berbagai bentuk serangan karena menggunakan jilbab. 

Di Nigeria, misalnya, meski ada terobosan peradilan, banyak wanita tua dan muda, terutama siswa sekolah menengah masih mengalami diskriminasi di tempat umum dan pribadi. 

“Hijabofobia berada pada titik tertinggi sepanjang masa 'karena iklim politik saat ini,' sebagai akibatnya Muslimah yang mengenakan hijab menghadapi meningkatnya diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari," kata penyelenggara Hari Hijab Sedunia, dalam sebuah pernyataan pers, yang diterbitkan oleh media internasional.   

Baca juga: 4 Sosok Wanita yang Bisa Mengantarkan Seorang Mukmin ke Surga, Siapa Saja?  

Muslimah ditekan untuk melepas jilbab mereka untuk menunjukkan solidaritas dan membuat pernyataan politik, sementara bagian dunia memberlakukan undang-undang yang mencegah wanita berhijab berpartisipasi dalam masyarakat.  

Penyelenggara WHD juga menyerukan perempuan dari semua latar belakang untuk mengambil sikap melawan hijabofobia dengan mengenakan jilbab pada Hari Hijab Sedunia, 1 Februari lalu untuk membantu meningkatkan kesadaran akan tradisi Muslim dan hak-hak perempuan. 

Tema tahun ini "Kemajuan, bukan Penindasan", dengan tagar #Unapologetichijabi melihat banyak simpatisan Muslimah dan non-Muslim memakai jilbab.

 

Sumber: newtelegraphng 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement