REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Akibat bencana banyak korban yang meninggal dunia. Terakhir adalah gempa bumi yang terjadi di Turki hingga menewaskan 12 ribu orang.
Melansir laman aboutislam.net tetapi korban tersebut masih lebih kecil dibandingkan lebih dari satu juta orang tewas dalam perang Irak karena sanksi dan invasi, dan konflik Suriah saat ini merenggut nyawa lebih dari 470 ribu orang.
Jika kita menghitung akibat dari Perang Dunia II dan ketiga, angkanya bahkan lebih tinggi. Allah SWT menyebutkan dalam Alquran Ar Rum ayat 41.
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Tafsir awal dari ayat di atas menjelaskan bahwa hal ini terungkap akibat perang yang terjadi antara dua negara adidaya saat itu, Bizantium dan Sassaniyah.
Namun, secara umum menunjukkan kejahatan manusia yang menyebabkan kerusakan di bumi, baik itu melalui perang, polusi, atau pertikaian moral. Dimana Allah SWT? Mengapa Allah SWT tidak ikut campur?
Itu karena Allah SWT membiarkan kita memilih cara hidup yang kita inginkan dan memberi kita kehendak bebas, jika kita menyalahgunakan maka akan ada konsekuensinya tetapi jika kita melakukan apa yang benar maka kita akan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Selain itu kewajiban orang yang benar untuk menghentikan mereka yang menyebabkan kerusakan karena akibatnya mempengaruhi semua orang.
An-Nu'man bin Basyir mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengatakan perumpamaan orang yang mentaati perintah dan larangan Allah SWT dibandingkan dengan orang yang melanggarnya adalah seperti orang yang mengundi tempat duduknya di perahu.
Beberapa dari mereka mendapat tempat duduk di bagian atas, dan yang lainnya di bagian bawah.
Ketika yang terakhir membutuhkan air, mereka harus naik untuk membawa air (dan itu menyusahkan yang lain), jadi mereka berkata, 'Mari kita membuat lubang di bagian kapal kita (dan mendapatkan air) menyelamatkan mereka yang berada di atas kita dari mengganggu mereka.'
Jadi, jika orang-orang di bagian atas membiarkan yang lain melakukan apa yang mereka sarankan, semua orang di kapal akan dihancurkan, tetapi jika mereka mencegahnya, kedua belah pihak akan selamat. (Al-Bukhari, Buku 44, Hadits 673).
Ini juga terkait dengan keimanan kepada Allah dan mengikuti perintah-perintah-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Al Araf ayat 96.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”
Secara umum, beriman kepada Allah SWT mendatangkan berkah sedangkan kekafiran mendatangkan kesukaran, yang sebagian bisa jadi bencana.
Sumber: aboutislam