REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sekretaris kesehatan Skotlandia dan istrinya memutuskan, membatalkan kasus hukum senilai 30.000 poundsterling (Rp 547.228.487). Kasus ini melibatkan sebuah kamar bayi, yang mereka tuduh mendiskriminasi putrinya karena namanya yang terdengar Muslim.
Humza Yousaf dan Nadia El-Nakla mengeklaim, pada Agustus 2021 layanan Little Scholars di Kota Dundee, Skotlandia, menolak untuk memberikan tempat kepada putri mereka yang berusia 2 tahun. Sementara pada saat yang sama, mereka telah mengasuh anak-anak dengan nama seperti “orang kulit putih Skotlandia”.
El-Nakla, bersama dengan salah satu teman kulit putihnya, lantas mencoba mengajukan permohonan ke institusi tersebut menggunakan lamaran fiktif untuk anak-anak dengan "nama yang terdengar putih", yang diterima.
Dalam utas Twitter yang diunggah oleh Yousaf dan istrinya saat itu, yang mengungkapkan tuduhan mereka, sekretaris kesehatan itu berkata: "Saya tidak bisa mengatakan betapa marahnya saya."
Pasangan tersebut lantas melakukan tindakan hukum menyusul laporan dari Care Inspectorate, yang membenarkan keluhan mereka dan menemukan tempat itu mendukung keadilan, kesetaraan dan rasa hormat. Tempat penitipan anak ini pun diimbau untuk membuat perubahan dalam prosedurnya.
Pemilik Little Scholars, Usha Fowdar, yang berasal dari Asia Selatan, dilaporkan "geram" atas tuduhan diskriminasi atas dasar agama atau etnis pada saat pengaduan.
Dilansir di Arab News, Rabu (8/2/2023), perwakilan hukum Yousaf dan El-Nakla, yang merupakan salah satu politisi Muslim terkemuka di Partai Nasional Skotlandia, mengonfirmasi proses pengadilan telah dihentikan.
“[Pasangan itu] hanya ingin lembaga tersebut menerima temuan investigasi Inspektorat Perawatan independen dan agar membuat perubahan,” kata Aamer Anwar.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pemilik mungkin ingin mengatakan mereka siap 100 persen untuk pergi ke pengadilan. Namun ini adalah kesepakatan bersama yang dicapai, atas pengakuan mereka terhadap temuan investigasi independen dan menerapkan perubahan yang diperlukan secara penuh.
Dalam sebuah pernyataan, Fowdar mengatakan meskipun pihaknya 100 persen siap untuk bertemu dengan El-Nakla di pengadilan, mereka sangat senang bahwa tindakan hukum yang tidak berdasar ini telah dihentikan.
“Perlu diulangi bahwa, terlepas dari beberapa berita utama yang sangat menyesatkan dan tuduhan palsu, Inspektorat Perawatan mengidentifikasi proses administrasi untuk perbaikan yang tidak ada hubungannya dengan diskriminasi, karena tidak pernah ada diskriminasi," ucapnya.
Fowdar juga menyebut pasangan ini alih-alih melakukan komunikasi untuk segera menyelesaikan kesalahpahaman sederhana, mereka malah berkolusi dalam penyerangan ini dan melakukan kampanye jahat dan sinis terhadap pihaknya di media nasional. "Orang macam apa yang melakukan itu?” kata dia.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2246811/world