Kamis 02 Feb 2023 14:32 WIB

Kenalkan Konsep Kerukunan Umat Beragama ke Anak Muda Jadi Tantangan Kemenag Sulsel

Salah satu perekat perbedaan adalah silaturahim.

Anggota TNI memotret lukisan bertemakakan kerukunan umat beragama saat pencanangan Kampung Pancasila di Desa Wates, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (29/3/2022). Mengenalkan Konsep Kerukunan Umat Beragama ke Anak Muda Jadi Tantangan Kemenag Sulsel
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Anggota TNI memotret lukisan bertemakakan kerukunan umat beragama saat pencanangan Kampung Pancasila di Desa Wates, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (29/3/2022). Mengenalkan Konsep Kerukunan Umat Beragama ke Anak Muda Jadi Tantangan Kemenag Sulsel

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) Khaeroni berharap, konsep kerukunan bisa menyasar para generasi muda dan pelajar.

"Tantangan kita ke depan, khususnya FKUB adalah bagaimana memperluas segmentasi silaturahim dan sosialisasi lintas agama, bukan hanya ke level para tokoh dan pemangku jabatan, melainkan saatnya ekspansi ke level generasi muda dan pelajar," ujarnya melalui keterangannya diterima di Makassar, Kamis (2/2/2023).

Baca Juga

Khaeroni dalam silaturahim dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wajo mengatakan, generasi pemuda adalah pelanjut dan mereka akan menjadi penerus cita-cita bangsa.

Sehingga, menurut dia, perlu pemberian pemahaman sejak usia dini akan pentingnya kerukunan antarumat beragama. Khaeroni menuturkan, kerukunan menjadi sebuah keharusan karena kerukunan yang bisa mengantar semua permasalahan dalam memahami kemanusiaan.

 

"Perbedaan adalah sebuah keniscayaan karena itu sudah menjadi Sunnatullah, dan salah satu perekat perbedaan adalah silaturahim, maka sering-seringlah silaturahim," katanya.

Kakanwil Kemenag Sulsel itu juga menyampaikan imbauannya agar para tokoh agama menghindarkan penggunaan rumah ibadah dari aktivitas politik praktis, dan membantu pemerintah menjaga harmonisasi kehidupan umat.

"Akan lebih baik kalau ingin meraih simpati masyarakat dengan model seperti ini, nyaman dan tidak ada hiruk-pikuk. Mari kita memasuki tahun politik ini dengan penuh kegembiraan, dengan penuh keceriaan dan kesenangan," tutur Kheroni.

Selain itu, menurut dia, kegiatan Seni Budaya Lintas Iman Tingkat Sulsel itu dinilainya akan memperkuat nilai kerukunan dan toleransi antar-umat lintas agama dan lintas budaya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement