REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menggelar acara Ngopi Bareng dengan Pemimpin Redaksi (Pemred) Media Nasional dan Koresponden Asing, di Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, pada Rabu (1/2/2023).
Pertemuan hangat yang diawali dengan makan siang bersama ini membahas dua hal, yakni mengenai persiapan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I di Surabaya dan Puncak Resepsi Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, pada 6-7 Februari 2023.
Ketua Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PBNU H Ishaq Zubaidi Raqib melaporkan, acara Ngopi Bareng ini dihadiri oleh 35 Pemred Nasional dan 19 koresponden media asing di Indonesia. Ia mengatakan, acara ini merupakan kejutan besar dari teman-teman media nasional dan internasional yang hadir menjelang detik-detik usia 100 tahun.
Pertemuan ini mengingatkan kembali hubungan jurnalis media nasional dengan NU. Hubungan itu terjalin sejak awal berdiri, khususnya saat PBNU berada di era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
“Sumbangsih media nasional dan internasional sudah sangat terasa sejak awal-awal berdirinya NU, khususnya ketika PBNU dipegang oleh Gus Dur,” kata Ishaq Zubaidi Raqib yang akrab disapa Edi ini.
Hal senada diungkapkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Najib Azca yang pada kesempatan itu memimpin jalannya diskusi antara Gus Yahya dengan para pemred media nasional dan konresponden asing itu.
Azca mengatakan, pertemuan tersebut sangat penting karena selain digelar dalam rangka Harlah 1 Abad NU, juga menandai hubungan antara PBNU dengan para jurnalis. Ia berharap, kehangatan ini akan terus terjalin.
“Harapan saya setelah ini, para Pemred akan menganggap kantor NU sebagai rumah sendiri, seperti kehangatan yang pernah terbangun di zaman Gus Dur. Harapan kami itu yang akan terjadi setelah hari ini,” kata Azca.
Sebelum diskusi berlangsung, terlebih dahulu Gus Yahya menjelaskan makna dari visi PBNU 2022-2027 yaitu ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’ serta tema Harlah 1 Abad NU yakni ‘Mendigdayakan NU Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru’.
Ia juga menerangkan seluruh rangkaian kegiatan Harlah 1 Abad NU yang terdapat 9 klaster. Kini, tersisa 3 kegiatan yang belum dilaksanakan yaitu Peluncuran Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) di Jombang, Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I di Surabaya, dan Puncak Resepsi Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo.