Kamis 19 Jan 2023 08:26 WIB

Majelis Hukama Muslimin dan Upaya Rekatkan Sunni-Syiah di Irak 

Majelis Hukama Muslimin menggelar dialog antara Sunni dan Syiah di Irak

Majelis Hukama Muslimin menggelar dialog antara Sunni dan Syiah di Irak. Delegasi Majelis Hukama Muslimin ipimpin Sekjen MHM Mohamed Abdelsalam.
Foto:

Tema senada menjadi bahasan diskusi sehari sebelumnya, pada Ahad (15/1/2023), saat delegasi MHM bertemu sejumlah ulama dan dosen Universitas Darl al-‘Ilmi Imam Al-Khou’i, Najaf. Pertemuan itu menjadi ajang diskusi terkait pentingnya penguatan persaudaraan Islam. 

Di setiap pertemuan, Sekjen MHM Konselor Mohamed Abdelsalam menyampaikan apresiasi Grand Syekh Al-Azhar Prof Ahmad Al-Tayeb terhadap pemerintah dan rakyat Irak yang tampak bersatu antarsemua elemennya. 

Dia yakin bahwa dengan persatuan dan solidaritas masyarakat, Irak akan mampu mengatasi terorisme dan situasi buruk yang terjadi. 

Mohamed Abdelsalam juga menekankan bahwa pada masa-masa mendatang akan terjalin kerja sama lebih banyak lagi antara MHM dan berbagai elemen masyarakat Irak. 

"Banyak program yang dapat dikerjasamakan dengan Irak dalam rangka mengukuhkan persaudaraan agama, persaudaraan manusia, dan hidup berdampingan secara rukun dan damai, baik dalam skala lokal, regional, maupun internasional," ujar Mohamed Abdelsalam. 

Rencana kerja sama dalam penyebaran budaya dialog dan penguatan koeksistensi juga dibahas dengan Patriark Katolik Chaldean-Irak, Kardinal Mar Louis Raphael Sako. 

Hal ini tidak lepas dari peran penting lembaga keagamaan dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi, kesetaraan warga negara, dan koeksistensi. 

Menurut Mohamed Abdelsalam, umat Kristen Irak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komponen rakyat di negara tersebut. Peran mereka secara nasional dalam penguatan toleransi dan koeksistensi juga patut diapresiasi. 

Kardinal Sako juga mengapresiasi langkah MHM yang diketuai Syekh Al-Azhar Prof Ahmed Al-Tayyib dalam menyebarkan nilai-nilai dialog dan hidup berdampingan secara damai atau koeksistensi di dalam masyarakat. 

Kardinal Sako juga menggarisbawahi hubungan erat antara Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayyeb dengan Pemimpin Gereja Katolik Vatikan Sri Paus Fransiskus. 

“Hubungan yang erat itu, kita yakin, akan mengatasi banyak hambatan dalam mewujudkan perdamaian sejati yang akan dinikmati seluruh umat manusia,” kata Kardinal Sako. 

Baca  juga: Al-Fatihah Giring Sang Ateis Stijn Ledegen Jadi Mualaf: Islam Agama Paling Murni

Di tempat lain, Anggota Komite Eksekutif Majelis Hukama Muslimin (MHM), TGB M Zainul Majdi, juga menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti rekomendasi Forum Dialog Bahrain dan seruan Grand Syekh Al-Azhar. Menurutnya, cita-cita mewujudkan perdamaian dunia adalah pilihan sadar para pendahulu saat mendirikan Indonesia. 

“Kita secara sadar memang menjadikan keikutsertaan kita sebagai bangsa untuk mewujudkan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Ini dijadikan sebagai salah satu tujuan nasional,” kata TGB di Jakarta. 

TGB mengatakan, Indonesia sejak awal dirancang tidak hanya melihat ke dalam, tetapi juga keluar. Tidak hanya untuk membangun resiliensi sebagai negara bangsa, tapi sejak awal sudah berfikir bagaimana Indonesia yang baru lahir ini mampu berkontribusi untuk ketertiban dunia. Kerja untuk membangun perdamaian. 

 

Menurut TGB, penguatan dialog baik internal maupun eksternal menjadi langkah penting dalam menguatkan persaudaraan Islam, persaudaraan kemanusiaan, dan perdamaian dunia.       

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement