Rabu 04 Jan 2023 11:39 WIB

Mesir Sesalkan Tindakan Pejabat Israel Menyerbu Masjid Al Aqsa

Mesir menolak pelanggaran hukum di Masjid Al Aqsa.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
 Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Jemaah Yahudi mengunjungi Temple Mount di kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal umat Islam sebagai Tempat Suci Mulia, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang menteri Kabinet Israel ultranasionalis, mengunjungi flashpoint Situs suci Yerusalem Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pekan lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Mesir menyesalkan tindakan seorang pejabat di pemerintahan baru Israel telah menyerbu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Mesir juga memperingatkan konsekuensi dari tindakan sepihak yang melanggar status kota tersebut dalam proses perdamaian.

"Mesir telah menyatakan penyesalan bahwa seorang pejabat di pemerintahan baru Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa disertai oleh elemen ekstrem di bawah perlindungan pasukan Israel," kata Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan, dilansir Ahram, Rabu (4/1/2023).

Baca Juga

Selasa (3/1/2023) kemarin, Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir, yang telah berkali-kali menyerbu kompleks Al-Aqsa sebagai anggota Knesset dan dikenal karena retorika kekerasannya terhadap warga Palestina, menyerbu kompleks tersebut untuk pertama kalinya sebagai menteri.

Mesir menegaskan penolakannya terhadap semua tindakan sepihak yang melanggar status quo hukum dan sejarah Yerusalem. "Mesir telah memperingatkan dampak negatif dari langkah-langkah ini terhadap keamanan dan stabilitas di tanah yang diduduki dan wilayah tersebut dan masa depan proses perdamaian," kata kementerian tersebut.

Mesir juga menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri, bertindak secara bertanggung jawab dan menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat mengobarkan situasi.

Penyerbuan Al-Aqsa oleh Ben-Gvir terjadi hanya beberapa hari setelah pemerintahan baru Benjamin Netanyahu dilantik pada Kamis (29/12/2022). Kepresidenan Palestina mengutuk kunjungan menteri Israel ke kompleks masjid, dan menyerukan Amerika Serikat untuk memaksa otoritas Israel menghentikan eskalasi sebelum terlambat.

Sementara itu, dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu pada Ahad kemarin untuk mengucapkan selamat atas pelantikannya, Presiden Mesir Abdel-Fattah El-Sisi menekankan perlunya menahan diri dari tindakan sepihak yang akan menyebabkan ketegangan dan memperumit suasana regional.

Presiden Mesir juga menegaskan kepada Netanyahu pentingnya mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif antara pihak Palestina dan Israel dengan cara yang berkontribusi untuk mencapai keamanan dan kemakmuran bagi semua orang di wilayah tersebut.

El-Sisi juga menekankan kepada Netanyahu atas keinginan Mesir untuk melanjutkan upaya intensif dalam menyelesaikan masalah Palestina, menjaga ketenangan Palestina-Israel dan melanjutkan negosiasi antara kedua belah pihak.

Kairo telah berulang kali mengutuk kekerasan Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat. Mesir mendukung pendirian negara Palestina dengan ibukotanya di Yerusalem Timur sebagai bagian dari solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.

Sejalan dengan itu, Kairo dengan tegas menentang kebijakan perluasan pemukiman Israel di Yerusalem Timur yang bertujuan untuk menggusur penduduk Palestina di kota itu untuk mengubah komposisi demografisnya. Mesir telah memperingatkan bahwa praktik semacam itu merusak upaya untuk mencapai perdamaian antara kedua belah pihak.

Pada waktu Selasa (3/1/2023) Subuh, tentara Israel membunuh seorang anak laki-laki berusia 15 tahun di kamp pengungsi Dheisheh di Bethlehem, dan menjadikannya korban Palestina ketiga dari serangan tentara Israel yang mematikan dalam waktu kurang dari tiga hari di Tepi Barat yang diduduki.

Pada 2022, lebih dari 150 warga Palestina dibunuh oleh tentara Israel dalam penggerebekan di kota dan desa Palestina. Sementara itu, 26 warga Israel tewas dalam periode yang sama. Pada Desember, PBB mengatakan 2022 adalah tahun paling mematikan di Tepi Barat sejak 2005.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement