Selasa 03 Jan 2023 23:43 WIB

Respons Keberadaan Menteri Israel di Masjid Al-Aqsa, Arab Saudi: TIndakan Provokatif

Arab Saudi mengecam kehadiran Menteri Keamanan Israel di Masjid Al-Aqsa

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
 Polisi Israel mengamankan kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh Muslim sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis Menteri Kabinet Israel , mengunjungi tempat suci Yerusalem pada hari Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu minggu lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Polisi Israel mengamankan kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh Muslim sebagai Tempat Suci Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 3 Januari 2023. Itamar Ben-Gvir, seorang ultranasionalis Menteri Kabinet Israel , mengunjungi tempat suci Yerusalem pada hari Selasa untuk pertama kalinya sejak menjabat dalam pemerintahan baru sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu minggu lalu. Kunjungan tersebut dilihat oleh warga Palestina sebagai provokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH–Arab Saudi mengutuk tindakan provokatif oleh seorang menteri Israel ultranasionalis yang memasuki kompleks Masjid suci Al-Aqsa di Yerusalem pada Selasa (3/1/2023) pagi. 

Pernyataan ini dikatakan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi. "Kementerian Luar Negeri menyatakan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas tindakan provokatif oleh seorang pejabat Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa," kata Kementerian Luar Negeri Kerajaan dalam sebuah pernyataan dilansir dari Arab News, Selasa (3/1/2023).

Baca Juga

Kunjungan Itamar Ben-Gvir yang secara singkat mengunjungi situs tersebut di bawah pengamanan ketat, telah memicu gelombang kecaman dari negara-negara dan organisasi Arab yang melihat tindakan tersebut sebagai pelanggaran mencolok terhadap kesucian situs tersebut.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mengecam keras kunjungan tersebut dengan menggambarkannya sebagai bagian dari upaya Israel untuk mengubah status sejarah dan hukum yang ada dari Masjid Al-Aqsa yang diberkati. 

OKI mengatakan tindakan itu dianggap sebagai provokasi terhadap perasaan semua Muslim dan pelanggaran mencolok terhadap resolusi internasional yang relevan.

Ben-Gvir telah lama menyerukan akses Yahudi yang lebih besar ke situs suci, yang dipandang oleh warga Palestina sebagai provokatif dan sebagai pendahulu potensial bagi Israel untuk mengambil kendali penuh atas kompleks tersebut.

Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menyebut kunjungan itu sebagai upaya untuk mengubah kompleks masjid menjadi kuil Yahudi. Di depan kabinetnya, Shtayyeh juga meminta warga Palestina untuk menghadapi penggerebekan ke Masjid Al- Aqsa.

Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan mengutuk keras penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh Menteri ekstremis Ben-Gvir dan memandangnya sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan eskalasi konflik yang berbahaya.

Yordania mengatakan pihaknya juga mengutuk dalam istilah 'paling parah' kunjungan Ben-Gvir ke Kompleks Masjid Al-Aqsa.

"Yordania mengutuk dengan sangat keras penyerbuan masjid Aqsa dan melanggar kesuciannya," kata Kementerian Luar Negeri Yordania dalam sebuah pernyataan. Menambahkan bahwa kunjungan tersebut melanggar hukum internasional dan status quo bersejarah dan legal di Yerusalem.

Baca juga: Nasib Tragis Pendeta Saifuddin Ibrahim Penista Alquran, Jadi Pemulung di Amerika Serikat?

Uni Emirat Arab juga mengutuk apa yang dikatakannya sebagai "penyerbuan" oleh menteri Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, lapor kantor berita negara WAM. Kuwait dan Mesir juga mengeluarkan pernyataan serupa.

Adapun seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan setiap tindakan sepihak yang membahayakan status quo situs suci Yerusalem tidak dapat diterima.

“Amerika Serikat berdiri teguh untuk pelestarian status quo sehubungan dengan tempat-tempat suci di Yerusalem. Setiap tindakan sepihak yang membahayakan status quo tidak dapat diterima,” kata juru bicara itu, seraya menambahkan bahwa Amerika Serikat meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menjaga komitmennya terhadap status quo tempat-tempat suci.     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement