REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/1/2022).
Dalam pertemuan tersebut, Yahya mengundang Presiden Jokowi untuk menghadiri acara Hari Lahir 1 Abad Nahdlatul Ulama yang akan digelar di Sidoarjo, Jawa Timur dan dihadiri para ulama dari berbagai negara.
Menurut dia, Jokowi pun akan menghadiri acara tersebut. "Insya Allah nanti pada puncak peringatan itu akan kita selenggarakan resepsi besar di Gedung Olahraga Delta di Sidoarjo dan insyaallah akan dihadiri tidak kurang dari 1 juta jamaah Nahdlatul Ulama, para ulama-ulamanya, bahkan para ulama-ulama dari berbagai negara seluruh dunia yang insyaallah akan turut hadir dalam acara tersebut," kata Gus Yahya, sapaan akrab Ketum PBNU.
Lebih lanjut, Yahya juga menyampaikan tindak lanjut dari kegiatan G20 Religion of Twenty atau R20 yang digelar pada November 2022 lalu.
"Kami melaporkan kepada Bapak Presiden tentang sukses kegiatan R20 di Bali yang bulan lalu sudah terus kami tindak lanjuti perkembangannya termasuk memperkuat hubungan dengan pihak-pihak pemimpin agama dan pemerintah India. Mudah-mudahan tahun depan bisa terlaksana juga R20 di India di bawah kepemimpinan presidensi India di dalam G20," kata Gus Yahya.
Presiden Jokowi pun menginstruksikan Nahdlatul Ulama (NU) agar melakukan konsolidasi secara intensif dalam menjalankan tugas dan menghadapi tantangan.
Baca juga: Nasib Tragis Pendeta Saifuddin Ibrahim Penista Alquran, Jadi Pemulung di Amerika Serikat?
Gus Yahya menyampaikan bahwa NU siap untuk mengabdi dan menciptakan hubungan dengan masyarakat yang lebih baik.
"Presiden memberi arahan agar Nahdlatul Ulama sungguh-sungguh melakukan konsolidasi secara intensif sampai ke basis, karena ke depan ini kita akan banyak sekali tugas dan tantangan yang harus kita hadapi,” tutur Gus Yahya.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.