REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dai tangguh Laznas BMH, Ustadz Zainuddin Musaddad tiba di Masjid Darurat Ash-Shofa yang berada di Kampung Pasir Gombong, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (31/12).
“Kedatangan Abah Zain (sapaan akrab) adalah dalam rangka taushiyah dalam rangkaian kegiatan doa akhir tahun dan Milad Laznas BMH ke-21 yang dipusatkan di pengungsian warga terdampak gempa Cianjur, yang akan dilaksanakan 31 Desember 2022 dari pukul 16.00 – 18.00 WIB yang juga ditayangkan secara langsung di channel youtube BMH-TV,” ungkap Kepala Humas BMH Pusat, Imam Nawawi.
Menghindari kendala transportasi, Ustadz Zainuddin Musaddad memilih berangkat sehari sebelum agenda dilaksanakan. Oleh karena itu ba’da Shubuh di masjid darurat pakar parenting Quran itu memberikan penguatan dan semangat perjuangan kepada segenap amil dan relawan di pengungsian.
“Kita tidak punya uang sampai Rp. 1 miliar. Kita tidak punya itu. Tetapi kita punya tenaga, kita berkeringat, berjuang di tempat ini dengan apa yang kita punya, entah tenaga entah pikiran. Kemudian mendampingi warga dan anak-anak pengungsi. Insha Allah sedekah kita dengan tenaga ini akan sama nilainya bahkan lebih besar manfaatnya dari mereka yang mendonasikan kekayaannya walau Rp. 1 miliar banyaknya. Mengapa, karena kita menemani mereka yang berduka, kita mendengar keluh kesah mereka, untuk bangkit dan yakin esok lebih baik. Bahkan kita mengajarkan anak-anak membaca Alquran, disiplin sholat dan hidup penuh optimisme akan masa depan,” tuturnya.
Lebih jauh, Abah Zain mendorong agar amil dalam bekerja adalah segera dalam kebaikan.
“Kalau ada donasi dari umat, dari masyarakat, segera salurkan. Agar apa yang umat hajatkan dengan sedekah, untuk orangtuanya sehat, untuk penyakit dirinya sembuh, segera Allah ijabah. Jangan ada donasi menumpuk tidak segera disalurkan. Salurkan maka Allah akan terus alirkan kebaikan kepada kita semua,” imbuhnya memberikan semangat.
“Perjuangan amil sesungguhnya bukan sekedar menerima dan menyalurkan donasi, zakat, infak dan sedekah umat. Tetapi juga harus mendekatkan diri para penerima manfaat dan muzakki sekalipun kepada Allah. Tidak ada gunanya harta banyak, donasi besar, kalau ingatan kepada Allah justru terganggu oleh kepentingan-kepentingan duniawiah,” pungkasnya.