Kamis 29 Dec 2022 10:22 WIB

Dai Muslim Uighur Dipastikan Meninggal di Penjara Xinjiang

Dia dipenjara karena pergi ke Makkah pada 2015.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Warga berbaris di dalam Pusat Layanan Pelatihan Pendidikan Keterampilan Kejuruan Kota Artux yang sebelumnya telah terungkap oleh dokumen yang bocor menjadi kamp indoktrinasi paksa di Taman Industri Kunshan di Artux di wilayah Xinjiang China barat, 3 Desember 2018. China telah menanggapi dengan marah ke laporan PBB tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah barat laut Xinjiang yang menargetkan Uyghur dan etnis minoritas Muslim lainnya. Dai Muslim Uighur Dipastikan Meninggal di Penjara Xinjiang
Foto:

Saat dimintai keterangan tentang Huseyin, ia mengatakan bisa memberikan informasi itu dari kantor polisi di distrik tempat tinggal sang khatib. "Saya tidak dapat mengirimkan informasi itu kepada Anda. Tidak ada hal seperti itu," kata sumber tersebut.

Seorang polisi distrik kemudian mengonfirmasi Huseyin sedang menjalani hukuman di penjara distrik dan dia meninggal pada 2 Februari. "Dia sehat dan tidak sakit sama sekali sebelumnya. Kami mengetahui dia meninggal karena kanker hati stadium akhir di rumah sakit [penjara]. Dia meninggal saat dirawat tanpa dibebaskan," ucap petugas itu.

Pada saat itu, Partai [Komunis China] dan pemerintah disebut tengah mengorganisir delegasi untuk menunaikan ibadah haji ke Makkah. Huseyin disebut pergi ke sana sebagai anggota delegasi, mengacu pada waktu sebelum penumpasan 2017, ketika pihak berwenang mendorong warga Uighur untuk mengajukan paspor dan bepergian ke luar negeri.

Setelah pihak berwenang menangkap Huseyin karena melakukan ziarah ke Makkah, dia pun diadili dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Pihak berwenang pergi ke rumah Huseyin pada 2020 dan memberikan dokumen persidangan rahasia tentang dia kepada keluarganya. Namun, polisi itu tidak menjelaskan lebih lanjut. Setelah sang khatib meninggal Februari ini, pihak berwenang mengembalikan tubuhnya ke keluarganya.

Omar Huseyin adalah salah satu dari empat bersaudara, berusia 50 hingga 62 tahun, yang diseret oleh pihak berwenang untuk “pendidikan ulang”. Menurut seorang emigran Uighur dari Korla yang sekarang tinggal di Turki, mereka dianggap sebagai ancaman keamanan untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.

"Selain sang dai, kakak laki-lakinya, Samat Huseyin, juga meninggal di penjara pada 2021," kata emigran itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement