REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Hingga menjelang akhir tahun 2022, Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) terus menghadirkan beragam upaya untuk mendorong kemajuan anak bangsa.
Salah satu diantaranya melalui program pendidikan dengan memberikan beasiswa. Laznas BMH Sumut menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) program beasiswa senilai Rp 30 juta untuk santri tahfidz dan Sekolah Dai, Ahad (25/12/22).
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan di sela-sela acara ujian tahfidz terbuka yang sedang digelar halaman Masjid Al Kautsar di Hidayatullah Medan Polonia.
Kadiv Prodaya BMH Sumut, Usman Ali mengungkapkan, kerja sama ini sebagai langkah konkret BMH dalam menjaga amanah kebaikan berupa dana zakat, infak dan dana lainnya dari para donator secara baik dan tepat sasaran.
“Maka hari ini, BMH mengelola serta menunaikan amanah tersebut dalam program beasiswa pendidikan. Program tersebut memiliki banyak dampak kebaikan dan luas. Santri dan orangtuanya terbantu, pengelola tahfidz pun dimudahkan dalam menyediakan biaya pendidikan santrinya. Begitupun para donatur mendapat kepastian dalam menyalurkan zakat dan infaknya. Singkatnya, ada multiple effect di dalamnya,” ungkapnya.
Syukron Khairi selaku ketua yayasan yang menaungi Tahfidz dan Sekolah Dai tersebut menyambut baik dan sangat berterimakasih. "Jazakumullah khairan kepada BMH beserta para donaturnya yang telah memberikan beasiswa pendidikan kepada mahasantri Sekolah Dai dan santri tahfidz dari kalangan yatim dan dhuafa di yayasan ini,” kata dia di hadapan para santri penerima manfaat program tersebut.
Ia berharap melalui kerja sama ini dapat melahirkan ulama dan dai yang kompeten serta para huffadz yang mutqin. “Sehingga setiap bacaan Quran yang dibaca oleh para hafidz benar-benar mengalir pahalanya kepada para muhsinin,” ujarnya.
BMH, pada tahun 2023 akan semakin menguatkan program Beasiswa Tahfidz dan Orang Tua Asuh. “Melalui program tersebut, diharapkan masyarakat semakin mudah dalam menunaikan zakat dan infaknya melalui BMH,” kata Usman Ali.