REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) Majelis Ulama Indonesia menggelar diskusi Refleksi 2022 dan Proyeksi 2023 dengan tema "Memperkuat Ukhuwah untuk Menciptakan Perdamaian Dunia" di Aula Buya Hamka, Kantor MUI Jakarta, Rabu (21/12/2022). Dalam acara ini, MUI menyoroti konflik Israel-Palestina.
Ketua Komisi HLNKI MUI, Bunyan Saptomo melihat, 2022 masih merupakan tahun yang berat bagi dunia Islam meskipun juga ada kemajuan berarti. Situasi yang berat di dunia Islam antara lain ditandai masih berlanjutnya penindasan Israel atas Palestina, berlarutnya konflik di Suriah, Yaman, Libya, dan Somalia, penindasan terhadap muslim minoritas di sejumlah negara, serta masih tingginya Islamofobia di seluruh dunia.
"Penjajahan dan penindasan Israel atas Palestina masih terus berlangsung, seakan dibiarkan oleh masyarakat internasional tanpa ada sanksi,” ujar Bunyan dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (21/12/2022).
Setelah upaya Perdamaian Trump yang dikenal “Deal of the Century” yang merugikan bangsa Palestina, menurut dia, pihaknya tidak melihat adanya upaya serius untuk mewujudkan perdamaian yang adil bagi bangsa Palestina.
“Lebih dari itu kita menyaksikan merosotnya dukungan kepada Palestina, termasuk dari sejumlah negara Arab yang seharusnya di garis depan membela saudaranya Palestina,” ucap Bunyan.
Meskipun demikian, tambahnya, Indonesia negara muslim terbesar di dunia masih tetap komitmen mendukung perjuangan bangsa Palestina. Dukungan pemerintah Indonesia selain dukungan diplomasi, juga dukungan bantuan kemanusiaan, pemberdayaan ekonomi dan pemberian beasiswa.
Masyarakat sipil Indonesia, termasuk MUI, juga tidak ketinggalan memberikan bantuan kemanusiaan dan pemberdayaan kepada Palestina. Menurut Bunyan, MUI saat ini sedang mengadakan pengumpulan dana untuk membantu pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Hebron (RSIH).
Bunyan melihat, dukungan Indonesia kepada Palestina ditegaskan kembali oleh Presiden Jokowi pada saat kunjungan Perdana Menteri Palestina, Mohammed Sthayyeh ke Indonesia pada Oktober tahun ini.
Pada kesempatan tersebut PM Palestina menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia yang secara konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina mencapai kemerdekaan. Maksud kunjungannya ke Indonesia, selain memperkuat hubungan persahabatan juga kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara.
PM Palestina juga menyampaikan harapan agar Indonesia terus melanjutkan dukungan pada perjuangan Palestina. Indonesia tidak perlu menjadi penengah atau mediator dalam konflik Palestina-Israel.
Menurut Bunyan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam kesempatan menerima kunjungan PM Palestina tersebut juga menegaskan dukungan Pemerintah RI terhadap perjuangan rakyat Palestina dan menawarkan beasiswa kepada perwira tentara Palestina untuk belajar di Universitas Pertahanan Indonesia.
“Sehubungan dengan itu MUI menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemerintah Indonesia yang terus komitmen mendukung perjuangan bangsa Palestina tersebut,” kata Bunyan.