REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta memasifkan penyaluran bantuan melalui Program Gerakan Sedekah Jogja atau Gudeg Jogja. Program ini dijalankan, salah satunya untuk mengatasi stunting khususnya di Kota Yogyakarta.
"Program ini sekaligus turut membantu Pemkot Yogyakarta dalam penanganan stunting," kata Ketua Baznas Kota Yogyakarta, Syamsul Azhari belum lama ini.
Syamsul mengatakan, bantuan yang disalurkan melalui program ini berupa uang tunai dan paket sembako. Pihaknya bekerja sama dengan Polresta Yogyakarta dalam menyalurkan bantuan. "Kerja sama ini sudah dimulai pada tahun 2020, alhamdulillah sampai sekarang program ini masih bisa terus berjalan," ujarnya.
Dijelaskan, Program Gudeg Jogja ini rutin dijalankan tiap bulannya. Per bulan, ada 60 paket sembako termasuk uang tunai yang disalurkan. "Bantuan tersebut senilai (total) Rp 250 ribu, diwujudkan dalam bentuk uang tunai Rp 100 ribu dan bahan makan senilai Rp 150 ribu," jelas Syamsul.
Kedepannya, program ini akan terus dijalankan dan diharapkan bermanfaat bagi masyarakat. Syamsul juga berharap, program ini dapat membantu dalam penanganan kemiskinan di Kota Yogyakarta."Semoga dapat memberikan manfaat bagi penerima," tambahnya.
Selain memasifkan Program Gudeg Jogja ini, Baznas Kota Yogyakarta juga rutin memberikan sedekah santunan untuk warga yang mendapatkan musibah atau sakit. Bantuan ini, kata Syamsul, diberikan kepada warga senilai satu juta rupiah."Beberapa waktu lalu bantuan tersebut diserahkan kepada warga di Cokrodiningratan, Jetis yang mengalami gangguan jantung," kata Syamsul.
Seperti diketahui, Pemkot Yogyakarta terus berupaya menurunkan angka stunting dan menargetkan zero stunting di 2024. Upaya dalam mewujudkan zero stunting salah satunya dilakukan dengan pembinaan kepada calon pengantin.
Pasalnya, pencegahan dan penanggulangan stunting merupakan program prioritas nasional. Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi mengatakan, pembinaan ini dilakukan dalam rangka penguatan ekonomi keluarga agar membangun ketahanan keluarga. "Hingga terlibat aktif memberikan makanan bergizi dan sehat yang didistribusikan dalam kegiatan posyandu balita se-Kota Yogya," kata Sumadi.
Pemkot Yogyakarta sendiri sudah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk menurunkan angka stunting. TPPS tersebut dibentuk dari tingkat kecamatan hingga tingkat kelurahan.
"TPPS Kota Yogya adapun bertugas menyusun strategi dan kebijakan pelaksanaan program kerja, untuk melaksanakan percepatan penurunan stunting dalam mencapai target yang telah ditetapkan," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad.
Edy menyebut, prevalensi stunting di DIY berada di angka 17,3 persen berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. Sedangkan, prevalensi stunting di Kota Yogyakarta sendiri yakni di angka 12,88 persen atau sejumlah 1.433 anak.