Sabtu 03 Dec 2022 06:27 WIB

Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat

Mualaf Eduardo tertarik dengan keluhuran akhlak Muslim

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Eduardo Alves Dos Anjos tertarik dengan keluhuran akhlak Muslim hingga menyatakan bersyahadat.
Foto:

Pernyataan itu membuat Eduardo lega, padahal dirinya belum menjadi Muslim. Saat pamit, ia dan kawannya diberi beberapa buku oleh imam mushala tersebut. Keduanya lalu menghaturkan terima kasih. Beberapa pekan berlalu sejak kejadian itu.

Bulan suci Ramadhan pun telah usai. Namun, Eduardo masih saja mengingat dengan jelas uraian tentang Islam yang disampaikan mubaligh mushala tersebut.

Hatinya masih dirundung keraguan. Bukan sangsi terhadap ajaran Islam, melainkan kemantapan dirinya sendiri. Apakah ia pantas menjadi pengikut agama ini? Bukankah sebelumnya ia sangat rajin mencerca orang-orang Muslim, bahkan menuding mereka sebagai pendukung terorisme?

Eduardo pun kembali meminta bantuan Oussama untuk menemaninya ke mushala. Waktu yang mereka pilih adalah Maghrib, ketika banyak jamaah mendirikan sholat wajib di sana.

Baca juga: Dzikir yang Paling Disukai Allah SWT, Meski Pendek dan Sederhana

Dari sudut ruangan shalat, Eduardo menyaksikan betapa majemuknya para pemeluk agama ini. Di antara mereka yang sedang bersujud itu bukan hanya orang-orang keturunan Arab, melainkan juga banyak kelompok etnis lainnya, semisal Tionghoa dan India. Bahkan, ia mengamati beberapa orang kulit putih turut beribadah di mushala ini.

"Saya merasa bahagia melihatnya," kata dia. "Sholat Maghrib tuntas dikerjakan jamaah. Kemudian, Eduardo mendekati imam untuk menyampaikan maksud kedatangannya: mengucapkan dua kalimat syahadat. Kalimat itu dalam bahasa Arab yang berarti, 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya.' Itulah persaksian yang diucapkan bila seseorang hendak berislam," ujarnya.

Dengan dibimbing dai tersebut, Eduardo pun resmi menjadi seorang Muslim. Saat itu, dirinya merasa seperti terlahir kembali. Ia bersyukur kepada Allah karena hatinya telah dibukakan pada hidayah Illahi.

Tidak lama kemudian, Eduardo mengungkapkan peristiwa penting dalam hidupnya itu kepada sang ayah di rumah. Bapaknya tidak begitu mempersoalkan keputusannya.

Lelaki Brasil itu memiliki prinsip bahwa setiap orang berhak mengikuti kata hati untuk mencapai kebahagiaan. Terlebih, putranya itu dipandang sudah cukup dewasa untuk melangkah sendiri.

Kepada tim RCI, ayah Eduardo membenarkan bahwa anaknya itu semakin santun dan disiplin sejak menjadi pemeluk Islam. Ia menjadi pribadi yang rajin dan tenang serta cinta kedamaian. Saya sangat bangga dengannya, ujar lelaki paruh baya itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement