REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Organization of the Islamic Cooperation (OIC) Halal Expo ke-9 yang menjadi pameran terbesar di sektor halal yang diselenggarakan bekerja sama dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Turki bersiap fokus jangkau pasar halal global dengan potensi triliunan dolar AS.
Dilansir di Anadolu, Kamis (24/11/2022), OIC Expo ke-9 dimulai dengan para pejabat mempelajari langkah-langkah untuk lebih memperluas pasar global yang sedang berkembang untuk produk halal.
Untuk menyambut pengunjung dari seluruh dunia, pameran ini akan berlangsung pada 24-27 November 2022 di Istanbul Expo Center, Istanbul, Turki, bersamaan dengan World Halal Summit bertema “For a Sustainable Trade: Explore All the Aspects of the Halal Industry” dan rangkaian acara seperti Modest Fashion and Art Street, World Cooks Olympics, serta B2B Meetings.
Halal Expo merupakan acara tahunan yang diselenggarakan bekerja sama dengan Islamic Center for Development of Trade (ICDT), Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC), dengan dukungan Kementerian Perdagangan Turki dan kementerian terkait lainnya serta masyarakat.
Hampir 500 peserta pameran dari 40 negara akan ambil bagian dalam acara empat hari yang menampilkan berbagai produk dan layanan yang sesuai dengan pedoman Islam, yang dikenal sebagai halal.
Acara tersebut, di mana Anadolu Agency menjadi mitra komunikasi globalnya, diperkirakan akan menarik sekitar 40 ribu pengunjung, termasuk sekitar 9.000 orang dari seluruh dunia.
Dua pertemuan besar yang dianggap sebagai platform kerja sama paling penting untuk pasar halal, bertujuan untuk menjadikan Turki sebagai pusat sektor yang berkembang yang sudah bernilai lebih dari 7 triliun dolar AS.
Dalam sebuah pesan yang dibacakan pada upacara pembukaan, Presiden Recep Tayyip Erdogan memuji keunggulan pasar halal internasional yang semakin meningkat.
Dia mengatakan jangkauannya jauh melampaui hanya Muslim untuk setiap orang yang mencari produk dan layanan berkualitas.
Anggota Dewan KTT Halal Dunia, Emre Ete, menunjukkan pentingnya sektor ini sebagai kendaraan pertumbuhan ekonomi dan solidaritas di dunia Muslim.
“Kami akan terus bekerja untuk meningkatkan kemampuan dan solidaritas umat Islam untuk bertindak bersama demi hak dan kesetaraan dalam menghadapi ketidakadilan dan penindasan, untuk saling mendukung dalam konteks ekonomi, untuk menumbuhkan sektor halal senilai 4 triliun dolar AS, dan untuk meningkatkan kesadaran di pasar halal,” katanya.
Sekretaris Jenderal Institut Standar dan Metrologi untuk Negara Islam (SMIIC), Ihsan Ovut, menekankan fokus ketat pada kualitas di pasar halal. Dia mengatakan 17 tim teknis SMIIC terlibat dalam upaya standar lokal dan regional sesuai kebutuhan industri.
“Standardisasi adalah bahasa umum yang sedang kami kerjakan untuk membuat hidup kami lebih mudah,” katanya.