Rabu 23 Nov 2022 15:10 WIB

Buka KUPI II, Wapres: Ulama Perempuan Penggerak Kemajuan Peradaban

Kongres Ulama Perempuan Indonesia II diselenggarakan di Semarang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Buka KUPI II, Wapres: Ulama Perempuan Penggerak Kemajuan Peradaban. Foto: kWapres Maruf Amin
Foto: dok. istimewa
Buka KUPI II, Wapres: Ulama Perempuan Penggerak Kemajuan Peradaban. Foto: kWapres Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres), KH Ma’ruf Amin, menyampaikan pidato secara virtual dalam pembukaan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II di Semarang, Rabu (23/11/2022). KUPI II bertema “Menegukan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan" ini diselenggarakan di Semarang dan Jepara, Jawa Tengah pada 23-26 November 2022.

Dalam pidatonya, Wapres mengatakan, Allah menurunkan Islam sebagai agama yang sempurna. Kehadiran Islam menjadi rahmat bagi alam semesta, sekaligus penuntun dalam segenap aspek kehidupan manusia.

Baca Juga

"Sebagai rahmatan lil ‘alamin, Islam memuliakan perempuan serta menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan. Allah SWT tidak membeda-bedakan laki-laki dan perempuan kecuali dalam hal ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah SWT," kata Wapres, Rabu (23/11/2022).

 

Ia menerangkan, perintah Allah SWT untuk mengerjakan kebajikan sama saja bagi laki-laki dan perempuan. Ini sebagaimana disebutkan dalam Surah An-Nahl ayat 97.

Wapres mengatakan, dalam catatan sejarah perkembangan Islam, ulama perempuan telah menjadi penggerak kemajuan peradaban. Sejak dahulu, ulama perempuan melaksanakan begitu banyak kerja kebaikan dengan penuh integritas, bagi keluarga dan masyarakat, khususnya dalam dakwah dan penyemaian ilmu pengetahuan.

Siti Khadijah RA, istri baginda Rasulullah SAW adalah seorang pengusaha sukses. Beliau juga selalu hadir dan mendampingi Rasulullah dalam menyampaikan dakwah, maupun saat menghadapi beragam rintangan, termasuk ancaman dari kaum jahiliah.

Begitu pula Siti Aisyah RA, yang berperan besar sebagai perawi hadits, beliau ikut menyiarkan ilmu-ilmu Islam yang diserap langsung dari Nabi Muhammad SAW.

"Dari Tanah Air, kita memiliki banyak role model ulama perempuan, salah satunya adalah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari. Beliau adalah putri dari KH Hasyim Asy’ari, yang mendirikan madrasah putri pertama di Makkah tahun 1942, yaitu Madrasah Kuttabul Banat," ujar Wapres.

Wapres menjelaskan, Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari menjadi satu-satunya perempuan yang menjadi anggota Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama, yang umumnya diikuti oleh para ulama dan kiai sepuh, karena memiliki kedalaman dan keluasan ilmu agama.

Tentunya masih banyak ulama perempuan Tanah Air yang berjasa meninggikan martabat umat dan negara. Mereka bergerak di seluruh pelosok Tanah Air, bahkan di antara begitu banyak keterbatasan.

"Oleh sebab itu, saya menyampaikan apresiasi atas seluruh perjuangan ulama perempuan Indonesia. Semangat keislaman, nasionalisme, kemanusiaan dan integritas ulama perempuan terdahulu sepatutnya terus kita kobarkan seiring semakin beratnya tantangan masa depan bangsa," jelas Wapres.

Wapres mengingatkan, di kehidupan modern seperti sekarang, peranan perempuan semakin penting dalam menopang keluarga, masyarakat dan bangsa. Karena jumlah perempuan dan laki-laki di negara Indonesia seimbang, dan sama-sama didominasi usia produktif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement