Rabu 16 Nov 2022 17:41 WIB

Stafsus Menag Ajak Pemuda Jadi Pelopor Dialog Antarumat Beragama

Dialog antarumat beragama mesti dilakukan secara realistis

Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo, mengatakan dialog antarumat beragama mesti dilakukan secara realistis
Foto: Dok MCH
Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo, mengatakan dialog antarumat beragama mesti dilakukan secara realistis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Staf Khusus Menteri Agama (Stafsus Menag) Bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo mengajak pemuda Indonesia menjadi pelopor dialog antarumat beragama secara jujur dan realistis, sebagaimana salah satu seruan yang dihasilkan Forum R20.

"Salah satu seruan yang penting (dalam Forum R20) adalah mendorong percakapan yang jujur dan realistis di dalam dan di antara umat beragama," kata Wibowo dalam acara pertemuan pemuda Buddhistingkat nasional Yobbana Dhamma Samaya di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (16/11/2022), sebagaimana dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Baca Juga

Menurut dia, keberadaan dialog secara jujur dan realistis itu bisa menjamin agama mampu berfungsi sebagai solusi yang asli dan dinamis dari beragam masalah, bukan sebagai sumber masalah.

Dalam acara yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Buddha Kementerian Agama itu, Wibowo juga menyampaikan salah satu seruan dalam Forum Agama G20 (Forum R20) yang diperoleh berdasarkan diskusi antara para pemuka agama dari 32 negara itu menegaskan bahwa kehidupan yang harmonis hanya dapat dicapai dengan meningkatkan kebersamaan dalam masyarakat.

"Kebersamaan dan toleransi dapat menjamin terjalinnya kehidupan yang rukun, penuh pengertian, dan saling menghormati di antara satu dengan yang lainnya. Ketenteraman, kedamaian, dan keteduhan dalam kehidupan beragama pada akhirnya akan menyumbang terciptanya perdamaian dunia," ucap dia.

Dalam kesempatan yang sama, Wibowo juga mengajak para pemuda Indonesia untuk terus mengedepankan keikhlasan dan kebesaran hati dalam menyikapi keberagaman dalam kehidupan bersama. Hal itu demi menjaga ketertiban dan ketenteraman dalam kehidupan.

"Ini juga sejalan dengan pesan penting Buddha dalam Dhammapada Syair 223, yang menyebutkan, 'kalahkan amarah dengan cinta kasih, kalahkan kejahatan dengan kebajikan, kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati, kalahkan kebohongan dengan kejujuran'," ucapnya.

Wibowo lalu berharap acara Yobbana Dhamma Samaya dapat menjadi momentum merealisasikan program Restorasi Borobudur yang berfokus pada nilai-nilai spiritual dan pendidikan dari situs Borobudur yang bersifat universal, inklusif, yang dapat diterima oleh semua masyarakat.

Dia menilai Yobbana Dhamma Samaya menjadi momentum bagi setiap pemuda untuk merealisasikan dirinya menjadi pemuda yang cerdas, mandiri, dan toleran sekaligus menjadi pemengaruh dalam suksesnya program pemanfaatan Candi Borobudur untuk kepentingan agama.

Selain Wibowo, acara yang juga merupakan bagian dari salah satu agenda pemanfaatan Candi Borobudur sebagai pusat ibadah agama Buddha Indonesia dan dunia itu dihadiri pula oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimas Buddha Supriyadi, dan Dirjen Bimas Hindu I Nengah Dueja.

Hadir pula perwakilan dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), para biksu, dan tokoh-tokoh lintas agama lainnya.    

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement