Sabtu 05 Nov 2022 05:10 WIB

Masuk Islam, Mualaf Fretsman Diancam Dibunuh Tapi Justru Ini yang Terjadi

Mualaf Fretsman mendapat ujian berat setelah menyatakan masuk Islam

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Fretsman Gant Sikome. Fretsman mendapat ujian berat setelah menyatakan masuk Islam
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-  Setiap umat Islam pasti mendapat ujian dari Allah SWT, entah itu Muslim sejak lahir maupun mualaf yang baru memeluk Islam. Namun mualaf memiliki kesan sendiri ketika mendapat ujian, karena hidayah yang sampai padanya ketika telah dewasa.

Mualaf Fretsman Gant Sikome berbagi kisahnya kepada Mualaf Center Nasional Aya Sofya tempatnya menimba ilmu islam dan mendapat binaan. 

Baca Juga

Kisah pria paruh baya ini hampir mirip dengan kisah orang beriman di zaman Nabi dan Rasul, sebagaimana kisah Ashabul Ukhdud, kisah Masyitah (tukang sisir Fir’aun), dan kisah Nabi Ibrahim.

Mereka dizalimi pemimpin kafir dan para pengikutnya dengan siksaan, ancaman, dan berbagai azab dunia tapi keimanannya tetap teguh. Bagi mereka ketika iman dan aqidah sudah menghunjam di hati maka dunia itu tidak ada artinya.

Keyakinan bahkan tentang istiqamahnya seseorang memang sulit ditemukan di zaman sekarang kecuali pada orang yang benar-benar beriman secara lahir dan batin. Karena masih banyak orang yang mengaku beriman tapi perilakunya menggadaikan keimanannya untuk kenikmatan dunia.

Kisah pria yang akrab disapa Fretsman  ini tentang jalannya menemukan hidayah tak terlepas dari alasannya meninggalkan agama lamanya. Bagi Fretsman ajaran agama sebelumnya belum cukup untuk menjalani kehidupan di akhirat.

Sehingga dia menetapkan Islam sebagai agama yang akan diyakini seumur hidup. Setelah mengenal Islam Fretsman memutuskan untuk belajar agama Islam dan dalam hatinya merasa bahwa yang bisa menggenapi kehidupannya di akhirat adalah agama Islam.

Baca juga: Ritual Sholat Memukau Mualaf Iin Anita dan Penantian 7 Tahun Hidayah Akhirnya Terjawab 

Pada awalnya, pria yang berasal dari Desa Malapitu, Kel Santiago, Kab  Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara ini, melakukan perbandingan agama antara agama sebelumnya dan agama Islam. Dia belajar tentang dasar-dasar keIslaman dari ayah angkatnya yang merupakan muslim.

“Saya dulu pernah bekerja di PT Uskani Ratatotok, Minahasa Tenggara. Saya waktu itu menjadi mandor dan sudah bekerja disana selama empat tahunan. Saya merasa lega pertamanya karena saya belajar agama Islam itu kampung Basaan Ratatotok, jadi teman-teman saya Islam dan papa angkat saya juga Islam," ujar dia dalam youtube MCN Aya Sofya, sebagaimana dikutip Republika.co.id, Sabtu (5/11/2022). 

Selama bekerja di daerah tersebut dia tinggal di dekat lokasi kerjanya bersama dengan istri dan juga anaknya yang masih tiga pada saat itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement