Senin 31 Oct 2022 19:14 WIB

Beda Santri Zaman Now dengan Santri Jadul Menurut Wapres

Setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan santri saat ini.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agung Sasongko
Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah di acara Hari Santri Nasional 2022 bersama Wakil Presiden Maruf Amin di Masjid At Thohir, Depok, Senin (31/10).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah di acara Hari Santri Nasional 2022 bersama Wakil Presiden Maruf Amin di Masjid At Thohir, Depok, Senin (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan perbedaan santri zaman saat ini (now) dengan santri zaman dahulu sebelum kemerdekaan (jadul). Kiai Ma'ruf mengatakan, santri zaman dahulu selain menjaga agama juga menjaga negara termasuk membantu melawan penjajah dan merebut kemerdekaan.

"Semangat jihad semangat perjuangan, membela tanah air di kalangan santri itu sebagian dari iman, itu semangat santri jadul zaman dulu. Lalu bagaimana santri yang sekarang? semangatnya harus tetap cinta tanah air dan juga bangkitlah wahai bangsaku," ujar Ma'ruf saat hadir di acara Hari Santri Nasional 2022 Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) bertajuk Santri Berdaya untuk Indonesia Sejahtera di Masjid At-Thohir, Depok, Jawa Barat, Senin (31/10/2022).

Baca Juga

Namun, Kiai Ma'ruf menilai semangat juang para santri zaman sekarang harus disesuaikan dengan kebutuhan saat ini.

Dia menguraikan, setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan santri saat ini yakni menjaga kesepakatan nasional, membangun kesejahteraan dengan memakmurkan bumi dan menjaga bumi dari kerusakan.

Menjaga kesepakatan nasional, kata Kiai Ma'ruf yakni dengan menjaga keutuhan bangsa dengan berdasarkan ideologi Pancasila, UUD 1945 dan tentunya NKRI. Dia meminta peran santri untuk mencegah masuknya paham-paham ideologi yang bertentangan dengan kesepakatan nasional.

"Ituu kesepakatan nasional, kita tidak boleh mengubah itu, kalau mengubah itu merusak negara. Kalau nggak, itu menyalahi kesepakatan," ujarnya.

Kedua, membangun kesejahteraan dengan cara memakmurkan bumi. Ma'ruf meminta agar santri ikut membantu memakmurkan bumi dan membangun kesejahteraan melalui penguatan sumber daya manusia dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Karena itu saya minta pesantren itu tidak hanya melahirkan orang yang hanya paham agama tetapi juga yang bisa memakmurkan bumi, makanya di pesantren diajarkan berbagai keterampilan pendidikan vokasi kursus-kursus supaya menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Dia juga mengingatkan peran santri dalam memajukan ekonomi dan keuangan syariah yang menjadi fokus pemerintah saat ini. "Santri punya kewajiban, ekonomi apa yang mau kita bangun itu? ekonomi yang berdasarkan syariah, namanya ekonomi syariah, sekarang sudah ada bank syariah, asuransi syariah," ujarnya.

Sedangkan ketiga, Ma'ruf juga mengingatkan santri untuk menjaga bumi dari kerusakan lingkungan. Menurutnya, ini bagian dari perintah agama. "Menjaga bumi dari kerusakan daripada kerusakan lingkungan, santri harus menjaga, kita boleh mengambilnya tapi jangan merusak, aktif mengkampanyekan untuk mencegah kerusakan lingkungan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement