Senin 09 Jun 2025 13:30 WIB

Literasi Islami Jadi Fokus Islamic Book Fair 2025, Santri Dilibatkan Aktif

Panitia siapkan paviliun pesantren dan penguatan literasi digital generasi muda.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah pengunjung melihat buku dalam acara Islamic Book Fair (IBF) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Pemeran buku Islam terbesar di Indonesia ini kembali hadir dengan mengakat tema Membangun Optimisme Umat Melalui Literasi Islami dan akan berlangsung 14-18 Agustus 2024.Pada event Islamic Book Fair (IBF) 2024 ini juga bakal menyajikan beragam koleksi buki Islam terbaik, diskon spesial untuk setiap pembelian buku, dan bisa bertemu langsung dengan penulis terkenal serta mendapatkan tandatangannya.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah pengunjung melihat buku dalam acara Islamic Book Fair (IBF) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Pemeran buku Islam terbesar di Indonesia ini kembali hadir dengan mengakat tema Membangun Optimisme Umat Melalui Literasi Islami dan akan berlangsung 14-18 Agustus 2024.Pada event Islamic Book Fair (IBF) 2024 ini juga bakal menyajikan beragam koleksi buki Islam terbaik, diskon spesial untuk setiap pembelian buku, dan bisa bertemu langsung dengan penulis terkenal serta mendapatkan tandatangannya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) 2025 akan digelar pada 18-22 Juni di Jakarta International Convention Center (JICC). IBF kali ini mengusung tema “Berhijrah Melalui Literasi Islami untuk Pribadi yang Berkualitas”.

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Hikmat Kurnia mengatakan tema tersebut menyiratkan pentingnya transformasi diri melalui literasi Islam.

Baca Juga

“Semangat hijrah Rasul menjadi inspirasi. Hijrah sejati adalah berpindah dari kebodohan menuju kebaikan, dan itu hanya bisa dicapai dengan membaca serta membangun tradisi literasi,” ujar Hikmat kepada Republika.co.id, Senin (9/5/2025).

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, IBF 2025 mengedepankan pendekatan khusus ke kalangan pesantren. Selain menyambangi pesantren secara langsung, panitia juga menyelenggarakan lomba yang memungkinkan para santri tampil sebagai peserta aktif.

“Kami bahkan menyediakan paviliun khusus untuk pesantren agar mereka bisa menampilkan kekhasannya masing-masing. Ini sebagai upaya menunjukkan bahwa pesantren itu modern, global, dan tidak tertinggal,” katanya.

Strategi menjaring pengunjung muda dilakukan melalui penguatan kegiatan pesantren dan digitalisasi promosi. Santri didorong memiliki wawasan global, termasuk kesempatan kuliah ke luar negeri. Di sisi lain, panitia memperluas jejaring komunitas dan kehadiran aktif di media sosial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement