REPUBLIKA.CO.ID, PODGORICA -- Ditugaskan oleh Sultan Ottoman Mehmed II, juga dikenal sebagai Mehmed Sang Penakluk, di kota Tuzi, Podgorica (ibu kota Montenegro), Masjid Nizam dan Pemakaman Martir telah diperbarui dan dibuka untuk beribadah.
Selama masa pemerintahan Mehmet Sang Penakluk, sebuah pemakaman dibentuk untuk para martir ketika Montenegro ditangkap. Tentara yang menjadi martir selama penaklukan Montenegro, 400 tentara Ottoman yang tewas dalam wabah kolera pada 1911, dan para martir Perang Balkan dimakamkan di Pemakaman Martir Nizam. Kemudian, sebuah masjid ditambahkan ke area kuburan.
Dilansir Daily Sabah, pada 1911 Muslim Montenegro menulis surat kepada Kekaisaran Ottoman, menuntut restorasi Masjid Nizam, namun telah diabaikan. Karena pergolakan yang mengikuti pecahnya Perang Balkan pada 1912 dan kepergian Montenegro dari otoritas Ottoman, surat itu tidak dapat ditanggapi.
Setelah itu, Masjid Nizam hancur total selama Perang Dunia II. Masjid Nizam menjadi tempat sholat tarawih terakhir pada Lailatul Qadar atau Malam Kemuliaan 1931.
Cerita renovasi Masjid Nizam sangat menarik. Meskipun kekaisaran tidak dapat menanggapi surat yang dikirim ke Istanbul oleh Muslim Montenegro pada 1911, tuntutan tersebut dipenuhi hampir 100 tahun kemudian.
Pada 2000, Badan Kerja Sama dan Koordinasi Turki (TIKA) mengambil tindakan untuk membangun masjid baru menggantikan Masjid Nizam. Setelah 10 tahun bekerja dengan cermat, masjid bersejarah itu dibuka kembali untuk beribadah pada 5 September 2010, sekali lagi pada Malam Kuasa.
Bendera Turki, bendera Balkan Utsmaniyah, dan lambang Utsmaniyah digantung di dinding masjid, dihiasi dengan pola dan arsitektur Utsmaniyah. Berabad-abad yang lalu, adzan dikumandangkan dari menara masjid lima kali sehari.