Ahad 30 Oct 2022 14:21 WIB

Dompet Dhuafa Volunteer-LLHPB Aisyiyah Gelar Aksi Peduli Lingkungan

Dompet Dhuafa Volunteer ikhtiar untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dari fosil

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Dalam aksi bertagar gerakan #Faiths4ClimateJustice ini, DD Volunteer dan tiga lembaga lainnya melakukan ikhtiar untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dari fosil. (ilustrasi).
Dalam aksi bertagar gerakan #Faiths4ClimateJustice ini, DD Volunteer dan tiga lembaga lainnya melakukan ikhtiar untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dari fosil. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dompet Dhuafa Volunteer (DDV), dengan 18.779 anggota relawannya di seluruh Indonesia, berkolaborasi bersama GreenFaith, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah, dan EcoBhineka Muhammadiyah turut andil dalam upaya perubahan bumi yang lebih baik.

Dalam keterangan tertulis kepada Republika, di hari Sumpah Pemuda, pada Jumat (28/10/2022), empat komunitas peduli lingkungan ini menggelar Aksi Damai Komunitas Lintas Agama: Mendorong Kepedulian Setiap Pihak atas Isu Perubahan Iklim dan Krisis Energi Dunia di kawasan Masjid Istiqlal dan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Baca Juga

Adapun krisis energi global memaksa banyak pihak untuk menyatukan pikiran dan sumber daya untuk pemanfaatan energi alternatif pengganti penggunaan bahan bakar fosil. Pasalnya, bahan bakar inilah yang menjadi penyebab utama krisis iklim di dunia saat ini.

Dalam aksi bertagar gerakan #Faiths4ClimateJustice ini, DD Volunteer dan tiga lembaga lainnya melakukan ikhtiar untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dari fosil. Gerakan ini juga masuk dalam gerakan dunia untuk keadilan iklim.

Aksi damai ini tak hanya dilakukan di Jakarta, aksi serupa juga berlangsung di 277 titik di Indonesia. Seperti yang diharapkan, aksi berupa longmarch massal ke tempat-tempat ibadah ini berjalan dengan damai. Di beberapa titik lainnya, para volunteer peserta aksi ini melakukan penanaman pohon, pembuatan mural, aksi bersih pantai, diskusi tentang energi alternatif, hingga tuntutan generasi muda terhadap masa depan yang lestari.

GM Aliansi Strategis dan Advokasi Dompet Dhuafa Arif R.H mengatakan, perubahan pemanfaatan energi tersebut sudah sangat mendesak. Selain peran utama pemerintah dalam proses transformasi tersebut, juga pentingnya peran serta berbagai elemen di masyarakat, salah satunya sektor umat beragama. Peran krusial tokoh masyarakat, ulama hingga penggiat agama dalam mendorong proses transformasi energi bersih yang adil, pemanfaatan energi alternatif hingga mengurangi resiko perubahan iklim atas isu krisis energi adalah hal yang sangat berpengaruh, termasuk mengubah pola-pola kehidupan di masyarakat.

“Tujuan dari upaya ini adalah mendorong kebijakan pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan energi bersih," kata dia.

Hal-hal sederhana yang bisa dilakukan masyarakat seperti berjalan kaki, bersepeda dalam kegiatan keagamaan atau mengurangi penggunaan lampu tak terpakai di lingkup tempat ibadah hingga pembangunan ruang-ruang fasilitas ibadah yang memperhatikan unsur lingkungan.

Ketua Divisi LLHPB Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Hening Parlan mengatakan, aksi Umat agama ini sesungguhnya merupakan ekspresi dari ritual keumatan untuk menjaga bumi dari kerusakan. Menjabat sebagai Direktur Eco Bhinneka juga, ia mengungkapkan bahwa urusan menjaga bumi bukan menjadi konsern pada satu agama saja, melainkan menjadi konsern dari seluruh agama.

“Saat ini, kita semua sedang berusaha keras atau berhijrah untuk menjaga lingkungan yang lebih baik. Salah satu ekpresinya adalah dengan menggunakan nilai-nilai agama dengan aksi Umat agama ini,” kata Hening.

Ada tiga seruan yang disampaikan dalam aksi ini. Pertama, mengharapkan kepada pemerintah untuk mendorong kebijakan kepada energi yang terbarukan, dan mempercepat proses transformasinya secara adil serta membuka lapangan-lapangan kerja yang ramah terhadap lingkungan (green jobs). Kedua, mendorong lembaga-lembaga ekonomi atau lembaga-lembaga finansial untuk tidak membiayai kegiatan-kegiatan yang terkait dengan energi kotor berbasis fosil. Ketiga, mendorong seluruh pemimpin umat agama untuk mengambil peran penting dengan mengadakan gerakan peduli lingkungan yang didasari pada keimanan masing-masing.

Disebutkan banyaknya bencana alam yang terjadi di berbagai belahan bumi, termasuk di Indonesia, selama ini merupakan bentuk nyata dari dampak krisis iklim, yang telah mengakibatkan banyaknya jatuh korban. Oleh karenanya, sebelum pelaksanaan Konferensi Dunia tentang Perubahan Iklim (COP27) di Mesir serta KTT G20 di Bali pada bulan November tahun ini, keempat lembaga ini bersama dengan umat beragama lain di seluruh dunia menggaungkan aksi Iman untuk Keadilan Iklim.

Di Indonesia, kegiatan aksi damai ini, sengaja dipilih bertepatan dengan momentum hari Sumpah Pemuda dan juga ibadah Jumat. Sehingga diharapkan, spirit persatuan Hari Sumpah Pemuda bisa menjadi intisari kerjasama kelompok Umat agama ini dalam hal mengajak, mendorong, dan mengedukasi masyarakat untuk pemanfaatan energi alternatif serta mengurangi risiko perubahan iklim, agar tercapai net-zero secara global pada 2050 nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement