REPUBLIKA.CO.ID, JAKRTA -- Anggota Asosiasi Psikolog Islam (API), Ahmad Yasser Mansur mengatakan, akhlak merupakan nilai pada seseorang. Tetapi pada saat yang sama akhlak juga dapat berupa nilai kolektif dalam sebuah lingkungan sosial seperti di lingkungan masyarakat atau pun dunia kerja.
Ahmad menjelaskan akhlak mulia bisa mencegah terjadinya tindakan korup di lingkungan sosial atau tempat kerja. Sebab akhlak mulia ibarat pohon yang baik (syajarah thoyyibah) yang memiliki akar kuat yakni iman di kalbu dan senantiasa dipandu oleh ibadah sebagai syariat.
Psikodinamika yang terjadi melahirkan kepribadian dan bentuk perilakunya. Perilaku itu dapat menjadi baik karena ada kontrol diri self control atau muroqobah dalam diri sehingga seseorang dapat menahan dirinya dari perilaku buruk. Sebaliknya akhlak tercela seperti pohon yang buruk (syajaroh khobitsah) yang dapat dengan mudah terpengaruh dengan berbagai penyakit atau keburukan.
"Secara sosial akhlak yang baik itu membangun budaya kerja bersama, kultur spiritual atau spiritual company. Ada dua syarat utama keberhasilan lingkungan sosial, organisasi, tempat kerja. Yaitu jika pimpinan dan karyawan (masyarakat) memiliki qowiyyun amien yaitu profesional dan dapat dipercaya. Dua ini tak dapat terpisahkan terutama dalam dunia kerja," kata Ahmad Yaseer.
Ia mengatakan, akhlak yang utama adalah amanah atau kejujuran atau dapat dipercaya Ini sangat dibutuhkan dalam dunia kerja maupun dalam menjalani kehidupan berbangsa. Untuk membangun akhlak mulia di lingkungan sosial khususnya lingkungan kerja maka, menurut Yaseer, nilai yang baik perlu diperlihat kan atau dicontohkan dengan prilaku nyata oleh tokoh masyarakat atau pemimpin di perusahaan yang kemudian diikuti oleh karyawan.
"Ada uswah hasanah dari pemimpin. Pemimpin harus memiliki syajaroh thoyyibah yang melahirkan akhlak yang baik. Banyak organisasi dengan model spiritual company yang dapat bertahan lama dan sukses," katanya.