REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Politikus sayap kanan Swedia yang akan berpartisipasi dalam pemilihan, Ahad (11/9/2022) terungkap merupakan anti-Muslim.
Melansir TRT World, Sabtu (10/9/2022), majalah Swedia Expo, bersama dengan outlet berita Expressen menguraikan banyak kandidat sayap kanan yang secara terbuka memberikan penghormatan kepada Nazi, Kamis (8/9/2022).
Politikus Demokrat Swedia (SD) Bjorn Halldin telah menyebarkan wacana anti-Muslim dan menyebarkan kebencian selama bertahun-tahun. Dia menulis Muslim bukan milik dunia yang beradab dan dia ingin membunuh mereka.
Halldin membagikan gambar menghina orang kulit hitam menggunakan istilah seperti kata 'N' dan menggambarkan mereka sebagai pemalas. Dia menulis Swedia harus memusnahkan 'komedo', istilah yang menghina orang kulit hitam.
Politikus SD itu juga berpartisipasi dalam kampanye kebencian terhadap pemimpin Partai Pusat Annie Loof dengan menyebarkan pesan yang tidak pantas tentang dirinya. Politikus SD Sonja Hellstrom yang telah menyebarkan propaganda dalam demonstrasi Nazi mengundurkan diri dengan mengatakan seorang ahli teori konspirasi, "Ya, mungkin, tapi saya tidak anti-Semit," merujuk pada klaim dia berkonspirasi.
Goran Nordin, yang mencalonkan diri untuk SD dalam pemilihan kota, telah menyebarkan ujaran kebencian terhadap Muslim dan Somalia pada khususnya. Lena Cederlid, yang mencalonkan diri untuk SD di Falun mengatakan dia bangga menjadi anggota kelompok rasis Nazi, DFS.
Pada 2018, dia secara verbal menyerang pengungsi di sebuah forum. "Kamu membakar, memperkosa, membunuh, menjarah, mencuri, mensubsidi penipu, dan membenci negara kita," ujar dia.
Selama pemilu 2014, dia menganggap anggota Partai Neo-Nazi Swedia sebagai kelompok yang berani mengatakan apa yang orang lain pikirkan. Beberapa politisi juga diyakini sebagai anggota kelompok rasis lain yang dipimpin oleh individu dengan latar belakang Nazi.